Agustinus Susanto (Anggota Tim Formatur KONI Depok) RADAR DEPOK.COM - Salah satu anggota formatur yang di tunjuk dalam pembentukan kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Depok, Agustinus Susanto berpendapat, tim formatur yang ada sekarang cacat hukum. Karena, jika acuannya pada ADART, maka tim formatur adalah perwakilan dari Pengurus Cabang (Pengcab) di Kota Depok. Jika, dasarnya ingin membenahi dan memajukan olahraga di Kota Depok. “Kenapa sampai dengan saat ini, yang sudah melewati batasan waktu yang di tetapkan yaitu 14 hari sejak berakhirnya Musorkot, belum juga terealisasikan. Karena saya secara pribadi tidak sependapat dengan yang di ajukan oleh Amri Yusra dan Nina Suzana. Karena itu, saya tidak ingin menandatangani keputusan tersebut, jika saya lakukan itu, berarti saya juga ikur melanggar ADART,” ujarnya. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, tujuan dirinya dari awal ingin bergabung dengan KONI Kota Depok, ingin menjadikan olahraga di Kota Depok menjadi kebanggan masyarakat. Bukan, menjadi kepemilikan sekelompok orang, yang dimana orang-orang tersebut bisa melakukan interferensi terhadap siapapun. “Kita berbicara masalah ruh dari organisasi olahraga yaitu ADART. Siapapun yang terpilih saya sangat menghormati, tetapi jangan sampai melanggar peraturan yang sudah di tetapkan. Saya tegaskan jika Amri Yusra tidak mau patuh dan taat pada peraturan yang ada dalam pembentukan tim formatur, saya menyatakan tidak akan ikut menandatangani ke inginan Amri Yusra,” jelasnya. Dirinya menambahkan, pertanggung jawaban menjadi seorang pengurus KONI Kota Depok sangatlah berat. Sebab, KONI bertanggung jawab secara moral maupun material yaitu menggunakan dana APBD yang merupakan dana kita bersama dan di kelola oleh KONI Depok untuk di kucurkan dalam kegiatan olahraga. “Tanggung jawab tersebut, yang harus seharusnya di isi oleh orang-orang yang memang ingin memajukan olahrga. Buka oleh sekelompok orang, yang hanya untuk bergaya-gayan, apalagi mencari kekayaan,” tutupnya. (dia)