SATU SUARA: Enam perguruan karate di Kota Depok, lantang memboikot kejuaraan Forki Depok Cup (FDC) II. Foto : IST
RADAR DEPOK.COM – Kondisi tubuh Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kota Depok mulai menghangat. Setidaknya, ini yang nampak dari sikap enam perguruan karate di Kota Sejuta Maulid ini. Antara lain, Inkai, Gokasi, Gojukai, Shiroite, Pordibya, dan Inkanas.
Mereka menolak ambil bagian dalam kejuaraan Forki Depok Cup (FDC) II, yang rencananya digelar pada 4 - 6 Agustus nanti. Wakil Ketua III Inkai Kota Depok, Aulia Rahman, mengatakan sikap ini dilandasi akibat kesalahan perencanaan (FDC) oleh Forki Kota Depok.
Sebab diketahui juga, hajatan FDC II bersamaan waktunya dengan kejuaraan Bogor Karate Open (BKO). Ini yang membuat karateka di Depok bingung.
“Saya menolak mengirimkan atlet kami dan wasit pada kejuaraan FDC, karena hari pelaksanaan kejuaraan bersamaan dengan BKO. Enam perguruan ini juga tidak pernah dilibatkan dalam kejuaraan FDC II,” tegas dia.
Dijelaskannya, dari pelaksanaan FDC II, tidak sesuai dengan AD/ART Bab IV Pasal 10 ayat 1, mengenai hak dan kewajiban anggota. Isinya, kami (perguruan) mempunyai hak untuk ikut di dalam penentuan rapat kerja penjadwalan kegiatan kejuaraan yang diadakan Forki.
“Kami seluruh pengurus karate se-Kota Depok bersedia untuk menyukseskan kegiatan FDC II, selama kami diikutsertakan dalam rapat kerja penjadwalan kegiatan kejuaraan yang diadakan oleh Forki Kota Depok,” tegas dia.
Lebih lanjut, beber dia, atas masalah ini, enam perguruan ini sudah mengirimkan surat ke Ketua Umum Forki Kota Depok, Dyah Retno.
“Kami beri batasan waktu keputusan selama tiga hari sete;lah surat dilayangkan. Beliau (Ketum) juga kaget kalau ternyata anggota FORKI banyak yang tidak dilibatkan dalam musyawarah kejuaraan tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Sensei Perguruan Shiroite Kota Depok, Parulian Panggabean, merasa bila yang dilakukan Ketua Forki Kota Depok, Dyah Retno, selama kepemimpinannya tidak menjalankan roda organisasi Forki sebagaimana mestinya, sesuai yang diatur AD/ART Forki. “Termasuk dengan memaksakan kejuaraan FDC II, yang tidak mendapat dukungan dari perguruan di Kota Depok,” beber dia,
Ia juga menuding bila Dyah, semenjak dilantik, tidak mempunyai program yang jelas.
“Apalagi mengajak pengurus yang ada untuk menjalankan program dan misinya. Kami anggap dia (Dyah) masuk karate hanya sebagai dayang-dayang, tidak berwibawa sebagai leader. Dan sangat layak diganti dengan orang yang benar-benar tahu karate,” pungkas Parulian. (jun/JPG)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 26 Oktober 2025 | 00:51 WIB
Senin, 6 Oktober 2025 | 11:37 WIB
Minggu, 28 September 2025 | 19:01 WIB
Minggu, 31 Agustus 2025 | 17:00 WIB
Kamis, 28 Agustus 2025 | 02:16 WIB
Selasa, 5 Agustus 2025 | 09:25 WIB
Rabu, 30 Juli 2025 | 09:30 WIB
Selasa, 8 Juli 2025 | 07:55 WIB
Sabtu, 14 Juni 2025 | 21:17 WIB
Sabtu, 14 Juni 2025 | 19:18 WIB
Minggu, 16 Maret 2025 | 19:13 WIB
Sabtu, 25 Januari 2025 | 06:10 WIB
Rabu, 25 Desember 2024 | 10:05 WIB
Senin, 23 Desember 2024 | 06:05 WIB
Senin, 9 Desember 2024 | 08:35 WIB
Minggu, 27 Oktober 2024 | 19:59 WIB
Jumat, 7 Juni 2024 | 05:05 WIB
Rabu, 6 Desember 2023 | 09:05 WIB
Kamis, 27 Juli 2023 | 08:00 WIB
Sabtu, 25 Februari 2023 | 21:13 WIB