RADARDEPOK.COM - Ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian. Geopolitik masih menjadi faktor risiko terbesar antara lain meningkatnya konflik dan friksi antarnegara (perang di Ukraina, krisis Timur Tengah yang bertambah dengan keterlibatan Iran, dan eskalasi trade war antara AS dan Tiongkok), dinamika pasar keuangan (volatilitas nilai tukar dan yield), dan lemahnya prospek pertumbuhan global.
Kinerja ekonomi Jawa Barat triwulan II 2024 tumbuh positif sebesar 4,95 persen (yoy), dengan PDRB ADHB sebesar Rp706,48 triliun dan ADHK sebesar Rp436,95 triliun. Neraca perdagangan Jawa Barat bulan Juni masih melanjutkan surplus sebelumnya, di angka USD1,94 miliar. Nilai ekspor tercatat USD 3,00 miliar, sementara impor mencapai USD1,06 miliar.
Inflasi domestik di wilayah Jawa Barat bulan Juli terkendali, sebesar 2,25 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,83. Penyumbang utama inflasi yoy diantaranya adalah komoditas beras, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, cabai rawit dan daun bawang.
Baca Juga: AHM Best Student 2024 Tantang Inovasi Kreatif Anak Muda Jawa Barat
NTP dan NTUP Jawa Barat naik akibat semua subsektor alami kenaikan. NTP bulan Juli sebesar 110,92 sementara NTN sebesar 112,98. APBN Kembali mencatatkan surplus sebesar Rp17,34 triliun dengan total pendapatan sampai dengan 31Juli 2024 mencapai Rp87,00 triliun (53,14 persen) sementara total belanja mencapai Rp69,67 triliun (55,49 persen).
Kinerja penerimaan pajak Kanwil DJP Jawa Barat III sampai dengan 31 Juli 2024 mencapai Rp 17,3 triliun (54,76% dari target APBN 2024) dengan pertumbuhan 6,3% yoy. Realisasi Belanja Negara tumbuh 9,28 persen (yoy). Kinerja Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan sebesar 22,85 persen atau senilai Rp5,11 triliun, pertumbuhan terjadi pada semua jenis belanja kecuali belanja bantuan sosial, pertumbuh anter besar pada Belanja Barang sebesar 34,71 persen atau senilai 2,99 triliun.
Anggaran Prioritas tahun 2024 tetap dijaga dalam rangka mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas SDM, serta merespons dinamika kesehatan dan ketahananpangan. Kontribusi fiskal APBN untuk pembangunan Jawa Barat s.d. Juli 2024 untuk realisasi belanja infrastruktur mencapai Rp2,87 triliun (37,79 persen), pendidikan Rp2,95 triliun (43,22 persen), kesehatan Rp1.43 triliun (44,89 persen), dan ketahanan pangan Rp1,77 triliun (46,10 persen).
Baca Juga: HPCI Majalengka Chapter Rayakan HUT ke 8 dengan Semangat Kebersamaan dan Aksi Sosial
Realisasi TKD tumbuh sebesar 1,94 persen (yoy). Pertumbuhan terjadi di semua jenis Dana kecuali DAK Fisik yang terkontraksi. Realisasi terbesar pada DAU sebesar Rp24,54 triliun. Pertumbuhan tertinggi pada Dana Insentif Fiskal sebesar 384,58 persen karena meningkatnya Pemda yang mendapat DIF.
Pendapatan Wilayah Jabar tumbuh sebesar 0,67 persen (yoy) atau senilai Rp575,15 miliar. Kenaikanterbesarterjadi pada Pajak Bumi dan Bangunan yang tumbuh 10,16 persen atau senilai Rp34,40 miliar dan PPh Non MIgas yang tumbuh sebesar 9,11 persen atau senilai Rp3,00 triliun. Kenaikan Bea Masuk sebesar 18,86 persen karena terdapat importasi Bulog dan realisasi pelunasan dari hasil audit cukup signifikan.
Penerimaan pajak s.d.31 Juli 2024 mencapai Rp67,07 triliun, tumbuh positif sebesar 2,62 persen atau senilai Rp.1,71triliun, dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Dari lima jenis pajak, kelompok PPN dan PPnBM mengalami kontraksi sebesar-4,23 persen (Rp. 1,34 triliun) dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Kopdargab Road to 15th Anniversary Paguyuban Honda Depok atau PAHAD, jadi Naungan Riders
Jenis pajak PPh Non Migas mengalami peningkatan sebesar 9,11 persen (Rp 3,004 triliun). Jika dilihat dari realisasi per bulan, secara netto, realisasi bulan Juli 2024 sebesar Rp. 9,77 triliun. Lebih besar jika dibanding realisasi netto bulan Juli 2023 (Rp6,59 triliun).
Distribusi target penerimaan untuk Kanwil DJBC JawaBarat TA 2024 Rp36,09 triliun, naik 2,69 persen dari target Tahun 2023. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp15,93 triliun (44,13 persen dari target APBN), namun turun 9,11 persen (yoy) yang dipengaruhi penurunan produksi HT utama di Jawa Barat yakni SKM dan SPM Gol.I.
Penerimaan rutin Rp15,93 triliun (99,35 persen) dan Extra Effort Rp102,83 miliar (0,65 persen). Kanwil dan KPPBC melakukan penindakan rokok ilegal sebanyak 3.009 penindakan, jumlah Barang Hasil Penindakan 31,84 juta batang dengan perkiraan nilai barang Rp43,47 miliar dan potensi penerimaan negara yang hilang Rp23,52 miliar.
Artikel Terkait
Koboi PN Depok Terkenal Arogan : Korban Bonyok, Matanya Dicolok Airsoft Gun
Koboi PN Depok Terancam Diberhentikan Tidak Terhormat, Begini Penjelasannya
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono Sebut Urban Farming Bermanfaat
Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono Diundang Presiden ke IKN, Ini yang Dibahas
Babak Baru Koboi PN Depok : Terancam 4 Tahun Penjara, Data Kepemilikan Airsoft Gun sebagai TNI
Polres Metro Depok : 948 Personil Amankan Pilkada Depok
Tua-Tua Keladi! Akhirnya Koboi PN Depok jadi Tersangka, Terjerat 2 Pasal