Film The Mauritanian Tayang di Bioskop Trans TV, Diangkat dari Kisah Nyata yang Menggncang Dunia!

RADARDEPOK.COM - Bioskop Trans TV malam ini akan menayangkan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata penuh ketegangan dan drama hukum berjudul The Mauritanian.

The Mauritanian sebuah film adaptasi dari buku memoar New York Times Best Seller berjudul Guantánamo Diary karya Mohamedou Ould Slahi.

Disutradarai oleh Kevin Macdonald, The Mauritanian pertama kali dirilis pada tahun 2021 dan langsung mencuri perhatian dunia karena mengungkap sisi gelap sistem hukum dan penahanan pasca tragedi 9/11 di Amerika Serikat.

The Mauritanian mengisahkan perjuangan nyata Mohamedou Ould Slahi, seorang warga negara Mauritania yang ditahan secara ilegal oleh Pemerintah Amerika Serikat tanpa dakwaan selama bertahun-tahun di penjara militer Teluk Guantanamo.

Baca Juga: M Faizin Dorong Percepatan Pembangunan Renovasi hingga Ruang Kelas Baru di Sekolah, Segini Anggaran yang Digelontorkan Pemprov Jabar

Penangkapannya didasarkan pada dugaan bahwa ia adalah dalang rekrutmen para pelaku serangan teror 11 September 2001.

Tanpa akses ke pengadilan dan tanpa proses hukum yang adil, Slahi hidup dalam ketidakpastian hukum hingga akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk memperjuangkan haknya melalui jalur hukum, dengan bantuan tim pengacara hak asasi manusia.

Film ini dibintangi oleh Tahar Rahim sebagai Mohamedou Ould Slahi, ada juga Jodie Foster, Shailene Woodley, Benedict Cumberbatch, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Tak Kunjung Terima Gaji! Karyawan Hotel Bumi Wiyata Ngadu ke DPRD Kota Depok, Hamzah : Jangan Sampai Terzalimi dengan Pengusaha

Sinopsis Film The Mauritanian

Film ini berfokus pada proses hukum yang dijalani Slahi pada tahun 2005, ketika seorang pengacara bernama Nancy Hollander dan asistennya Theresa Duncan memutuskan untuk mengangkat kasus ini secara pro bono.

Mereka menghadapi tantangan besar yaitu Slahi ditahan tanpa dakwaan, dan semua informasi yang ia berikan sebelumnya digunakan untuk melawannya.

Sementara itu, Letkol Stuart Couch yang ditugaskan untuk menuntut Slahi, menghadapi dilema moral.

Meskipun ia memiliki ikatan emosional dengan korban tragedi 9/11, Couch menyadari bahwa proses hukum harus adil dan berdasarkan bukti nyata, sesuatu yang pemerintah AS sendiri enggan mengungkapkan.