RADARDEPOK.COM - Jembatan Panus di Depok bukan hanya sekedar penghubung jalan. Namun, menjadi saksi bisu dari sejarah panjang era Belanda hingga cerita horor yang melekat padanya.
Mengapa disebut Jembatan Panus? Karena mayoritas penduduk sekitar adalah orang Sunda, dan mereka lebih sering memanggilnya dengan nama ini.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Sarapan Enak di Depok, dari Bubur Hingga Nasi Pecel, Mana yang Kamu Suka?
Jembatan Panus telah berdiri kokoh sejak tahun 1917. Dibangun oleh pemerintah Belanda. Konstruksi sepanjang 100 meter ini adalah karya dari seorang insinyur bernama Ir Andre Laurens. Meski dinamai sesuai dengan pembuatnya, nama Panus ternyata lebih akrab di telinga warga sekitar.
Warga sekitar, Fauzan Zahran mengatakan, Panus adalah nama dari Stevanus Leander yang menjadi warga sekitar jembatan tersebut sekalipun pembuatnya.
Baca Juga: Glamour Glamping di Ciwidey Bandung, Pengalaman Luar Biasa bagi Sobat Depok!
"Mungkin untuk mengenang dan menghargai jasa dia, karena telah membuat jembatan ini," ujar Fauzan Zahran kepada Radar Depok, Jumat (6/10).
Pada zamannya, Jembatan Panus memiliki peran yang sangat penting. Ini adalah satu-satunya akses dari Batavia (yang sekarang dikenal sebagai Jakarta) ke Bogor. Meskipun disebelahnya sudah ada jembatan yang lebih besar, Jembatan Panus masih digunakan pejalan kaki atau pengendara sepeda motor sebagai jalan pintas.
Namun, yang paling menarik adalah peran Jembatan Panus sebagai indikator banjir. Karena Jembatan Panus terletak di atas Sungai Ciliwung, yang berasal dari Bogor dan mengalir ke Jakarta, jembatan ini sering digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya banjir kiriman dari Bogor.
Meskipun memiliki sejarah yang kaya, Jembatan Panus juga dikenal dengan julukan angker. Banyak warga Depok yang percaya akan keberadaan makhluk tak kasat mata di sekitar jembatan ini. Konon, di jembatan ini banyak terjadi penampakan maksukhlus halus.
Baca Juga: Inilah Rekomendasi Sajian Kuliner Khas Betawi, Dapur Ngacir Milik Bang Mandra di Depok
Fauzan Zahran mengatakan, banyak cerita cerita mistis yang beredar di warga sekitar. Jika lewat, harus membunyikan klakson sebagai tanda permisi.
"Disini banyak kejadian horor yang tidak terduga. Jadi klaskon atau permisi aja kalau lewat sini," beber Fauzan Zahran.
Kini, Jembatan Panus menjadi tempat bersejarah di Depok, diakui sebagai cagar budaya yang diurus oleh warga sekitar dan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC).
Artikel Terkait
Pelajar Sekolah Ruhama Diajarkan Tertib Berlalu Lintas, Menanamkan Budaya Tertib Berlalu Lintas Sejak Dini
Puskesmas Rangkapanjaya Baru Sasar Pemberian Vitamin A ke 5.425 Balita
Sudah Pakai Jimat Masih Ketangkap, Pelaku Curanmor Dibekuk Polsek Tajur Halang : Begini Modusnya
Revitalisasi Jembatan Gantung Tirtajaya Depok, Warga Apresiasi Langkah Pemkot
Grand Final AXIS Nation Cup 2023 Berhadiah Rp 435 Juta, Direbutkan 10 Tim Futsal SMA SMK Terbaik Se Indonesia
5 Tempat Wisata Murah Cianjur, Nomor Empat lagi Viral seperti lagi Liburan ke Bali
4 Tempat Wisata Bergaya Eropa paling Dekat yang Cocok Banget buat Foto foto