Intervensi Pemerintah Pusat untuk Balita Stunting di Duren Seribu : 41 Warga Terima Bantuan Pangan Secara Gratis

RADARDEPOK.COM-Sebanyak 41 warga Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, yang memiliki Balita stunting mendapat angin segar. Pasalnya, Pemerintah Pusat turun tangan dalam hal ini dengan memberikan bantuan pangan, yang disalurkan melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Laporan : Aldy Rama

Antisipasi kasus Balita stunting, seakan sudah menjadi titik fokus Pemerintah Kota Depok maupun Pemerintah Pusat. Bagaimana tidak, Pemerintah Pusat melalui Bapanas turun tangan dalam hal ini, dengan memberikan bantuan pangan kepada 41 warga Duren Seribu yang memiliki Balita stunting.

Baca Juga: Usai Disambangi Imam Budi Hartono, Kali Angke di Duren Mekar Mulai Dikeruk Guna Tangani Banjir

Tentunya, tujuan ini tidak lain dan tidak bukan untuk menekan jumlah Balita stunting yang ada di lingkup masyarakat.

"Bantuan ini merupakan program dari Pemerintah Pusat dalam menekan kasus stunting," ujar Lurah Duser, Kiki Mutakin.

Bantuan yang diterima oleh warga tersebut, diantaranya satu ekor ayam utuh dan 10 butir telur. Tetapi dalam hal ini tidak hanya warga Duren Seribu saja yang kebagian jatah bantuan pangan tersebut, melainkan seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Bojongsari juga mendapat bantuan serupa.

"Bantuan ini juga diberikan kepada kelurahan yang lain, tetapi dengan jumlah yang berbeda-beda," kata Kiki Mutakin.

Baca Juga: Palm Garden Square Bidik Wisata Kuliner Sertifikasi Halal Pertama di Kabupaten Bogor

Untuk menekan kasus stunting, Aparatur Kelurahan Duren Seribu tidak hanya mengandalkan bantuan dari Pemerintah Pusat. Tetapi, dengan melakukan berbagai upaya lainnya. Mulai dari mencari donasi dari pengusaha yang ada di wilayah, hingga mencari orang tua asuk bagi anak-anak stunting.

"Alhamdulillah, dari beragam upaya itu dapat menekan kasus stunting yang ada. Walaupun tidak signifikan. Semoga, dengan adanya bantuan dari Pemerintah ini bisa membantu percepatan penanganan stunting di wilayah kami," demikian Kiki Mutakin menandaskan.***