RADARDEPOK.COM - Belum lama ini kabar tidak mengenakan datang dari dunia pendidikan. Dimana seorang siswa yang bersekolah di SMPN 8 Depok mendapat perundungan dari temannya. Tentunya hal ini menjadi perhatian khusus Pemkot Depok. Dari data yang telah dihimpun Pemkot Depok, sepanjang 2024 sudah terjadi 15 kasus pembullyan yang mayoritas terjadi di lingkungan sekolah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengungkapkan, salah satu penyebab utama adalah kurangnya rasa empati dan toleransi. Selain itu, pengaruh lingkungan, baik di rumah maupun di sekolah, juga berperan besar.
"Terkadang ada juga yang karena di rumah kurang mendapat perhatian, jadi dia mencari perhatian diluar dengan cara yang salah," ucap Nessi Annisa Handari kepada Radar Depok.
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah adanya tekanan sosial. Remaja sering kali merasa perlu untuk menunjukkan kekuatan atau dominasi di antara teman sebaya, yang sering kali berujung pada tindakan bullying.
"Dengan canggihnya media sosial juga perlu diwaspadai. Salah-salah mereka bisa menggunakan sosmed untuk membully," kata Nessi Annisa Handari.
Tahun ini, kata Nessi Annisa Handari, tercatat sudah 15 kasus perundungan yang terjadi di kota Depok, dengan mayoritas insiden berlangsung di lingkungan sekolah.
"Dari 15 kasus pembullyan yang kami terima dari unit PPA, sembilan diantaranya terjadi di sekolah," beber Nessi Annisa Handari.
Tidak hanya di lingkungan sekolah, perundungan juga terjadi di lingkungan rumah. Yang mana seharusnya lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang sangat dekat. Kasus perundungan di lingkungan rumah sering kali melibatkan interaksi antara tetangga atau teman dekat.
"Dua kasus diantaranya terjadi di lingkungan rumah. Sangat miris memang," sambung Nessi Annisa Handari.
Tempat bermain seharusnya menjadi ruang yang menyenangkan bagi anak-anak untuk bersosialisasi dan beraktivitas. Namun justru menjadi tempat terjadinya perundungan juga.
"Ada temuan kalau ternyata empat kasus perundungan terjadi di lapangan dan tempat nongkrong anak-anak," sambung Nessi Annisa Handari.
Nessi Annisa Handari mengungkapkan, data terkait perundungan yang tercatat saat ini berasal dari laporan masyarakat. Meskipun demikian, dia menyoroti bahwa kemungkinan besar banyak korban yang masih enggan untuk melapor.
"Jangan takut atau malu untuk melapor. Karena kalau tidak melapor, kita tidak bisa memberikan bantuan. Supaya bisa langsung ditangani oleh Pemkot Depok," ucap Nessi Annisa Handari.
Artikel Terkait
Kampanye di Cimanggis, Imam Budi Hartono Disambutan Meriah Emak-emak : Lanjutkan Program yang Sudah Bagus, Gaungkan Kartu Sakti Anak Yatim di Depok
Imam Budi Hartono Punya Program Khusus untuk Santri di Depok : Mereka Bagian Pejuang Bangsa!
MI Plus Al Muhajirin, Kelurahan Mekarjaya Gelar Super Camp 2024 : Rutinitas Tahunan, Diikuti 96 Siswa Siswi
Kagum dengan Jawaban Program yang Realistis, Pemuda Palsi Gunung Selatan Langsung Dukung Imam-Ririn di Pilkada Depok
Pemandangan Alam Indah dan Desain dari Villa Bogor Ini Rasanya Kaya Lagi Liburan Ke Jogja, Cocok Buat Liburan Akhir Pekan!
Tunjang Gaya Hidup Masyarakat Urban, Digiplus Manjakan Masyarakat Depok dengan Ragam Pilihan Gadget Kekinian