RADARDEPOK.COM – Program makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan secara bertahap sejak Senin (6/1), berlangsung di sejumlah sekolah yang tersebar di Kota Depok. Hadirnya program ini membuat tak sedikit anak-anak hingga wali murid senang.
Memang, program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang yang membutuhkan. Namun program ini faktanya juga berdampak terhadap para pedagang di kantin sekolah. Seperti halnya keluhan sejumlah pedagang di SDN Cilangkap 1 dan SDN Cilangkap 5.
Para pedagang di kantin sekolah mengeluhkan omset yang berkurang 20 hingga 25 persen. Namun apa daya, mereka tak bisa berkutik lantaran program andalan pemerintah pusat itu dijalankan demi kebaikan bangsa dan negara.
Salah satu pedagang di Kantin SDN Cilangkap 1, Mujiyem mengaku, setelah enam hari berjalannya program tersebut, omset yang didapatnya mengalami presentase penurunan yang cukup signifikan per harinya.
Baca Juga: MTsN Depok Sajikan Tiga Kelas Peminatan, Berikut Mata Pelajarannya
“Omset penjualan menurun. Untuk dagangan saya, biasanya cilok itu rata-rata per harinya habis 1,5 bal atau 15 pak. Tetapi akhir-akhir ini 1 bal pun tidak habis,” beber Mujiyem, Senin (13/1).
Sebelum adanya program makan bergizi tersebut, Mujiyem mengungkapkan, omset kotor rata-rata per hari yang ia dapat bisa menyentuh Rp1 juta. Namun dengan adanya program MBG tersebut, ia mengaku ada penurunan omset kotor berkisar 20 hingga 30 persen.
“Akhir-akhir ini omset yang didapat itu berkisar Rp700 hingga 800 ribu. Ada penurunan 20 hingga 30 persen,” beber Mujiyem.
Tak hanya omsetnya saja yang menurun, Mujiyem mengaku, dari total 7 supplier yang menitip makanan di tempat usahanya , 4 diantaranya menyetop suplai makanan yang dijajakan. Karena, makanan yang dijual merupakan makanan siap saji.
“Di tempat saya ada 7 supplier yang nitip. Nah, 4 suplai makanannya disetop oleh mereka (Supplier). Karena yang dititip itu makanan siap saji. Seperti nasi goreng, sushi, jagung susu keju, dan cilok bumbu,” terang Mujiyem.
Meski omsetnya menurun, Mujiyem mengaku, tidak mempermasalahkan adanya program makan bergizi gratis tersebut. Karena bagaimanapun, program itu berjalan untuk kebaikan bangsa dan negara.
“Kami tidak mengeluh karena adanya program ini. Justru kami merasa senang, karena anak-anak yang membutuhkan program ini dapat merasakan manfaatnya. Soal rezeki itu sudah ada yang mengatur,” kata Mujiyem.
Senada dengan Mujiyem, salah satu pedagang di SDN Cilangkap 5, Rudi membeberkan, omset kotor usahanya itu juga mengalami penurunan. Sebelum adanya makan bergizi gratis, ia bisa mendapat omset kotor rata-rata Rp700 ribu per harinya.
Baca Juga: Ini Profil Kombes Abdul Waras, Kapolres Metro Depok yang Baru
“Omset rata-rata itu kurang lebih Rp700 ribu per hari. Tetapi dengan adanya program ini, omset kotor yang saya dapat itu rata-rata sekitar Rp400 hingga 500 ribu per harinya,” ungkap Rudi.
Artikel Terkait
Lantik 43 Pejabat Eselon II, Hanif Minta Segera Selesaikan Persoalan Lingkungan
Yang Doyan Makan Kumpul! Ada Pusat Kuliner Malam Terbaru di Bogor Banyak Pilihan Makanan yang Enak-Enak Loh
Dijamin Langsung Lahap! Inilah Tips Mengatasi Si Kecil yang Susah Makan
Ini Profil Kombes Abdul Waras, Kapolres Metro Depok yang Baru
SDN Utan Jaya Rawan Disegel Lagi, Siswanto Minta Pemkot Depok Segera Antisipasi
Manfaatkan Edamame untuk Atasi Stunting, IPB Luncurkan Program DASHAT
Tempat Nongkrong dengan Pemandangan Kebun Teh dan Suasana Alam Asri Ini Dijamin Bikin Betah Bengong di Sini!
MTsN Depok Sajikan Tiga Kelas Peminatan, Berikut Mata Pelajarannya