Senin, 22 Desember 2025

Program Makan Siang Bergizi Gratis Berjalan, Omset Pedagang Kantin Sekolah di Depok Turun

- Selasa, 14 Januari 2025 | 09:00 WIB
BERDAGANG : Pegiat usaha di kantin SDN Cilangkap 1, Kecamatan Tapos, Kota Depok, menjajakan barang dagangannya kepada anak sekolah, Senin (13/1). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
BERDAGANG : Pegiat usaha di kantin SDN Cilangkap 1, Kecamatan Tapos, Kota Depok, menjajakan barang dagangannya kepada anak sekolah, Senin (13/1). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM Program makan bergizi gratis (MBG) sudah berjalan secara bertahap sejak Senin (6/1), berlangsung di sejumlah sekolah yang tersebar di Kota Depok. Hadirnya program ini membuat tak sedikit anak-anak hingga wali murid senang.

Memang, program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang yang membutuhkan. Namun program ini faktanya juga berdampak terhadap para pedagang di kantin sekolah. Seperti halnya keluhan sejumlah pedagang di SDN Cilangkap 1 dan SDN Cilangkap 5.

Para pedagang di kantin sekolah mengeluhkan omset yang berkurang 20 hingga 25 persen. Namun apa daya, mereka tak bisa berkutik lantaran program andalan pemerintah pusat itu dijalankan demi kebaikan bangsa dan negara.

Salah satu pedagang di Kantin SDN Cilangkap 1, Mujiyem mengaku, setelah enam hari berjalannya program tersebut, omset yang didapatnya mengalami presentase penurunan yang cukup signifikan per harinya.

Baca Juga: MTsN Depok Sajikan Tiga Kelas Peminatan, Berikut Mata Pelajarannya

Omset penjualan menurun. Untuk dagangan saya, biasanya cilok itu rata-rata per harinya habis 1,5 bal atau 15 pak. Tetapi akhir-akhir ini 1 bal pun tidak habis,” beber Mujiyem, Senin (13/1).

Sebelum adanya program makan bergizi tersebut, Mujiyem mengungkapkan, omset kotor rata-rata per hari yang ia dapat bisa menyentuh Rp1 juta. Namun dengan adanya program MBG tersebut, ia mengaku ada penurunan omset kotor berkisar 20 hingga 30 persen.

Akhir-akhir ini omset yang didapat itu berkisar Rp700 hingga 800 ribu. Ada penurunan 20 hingga 30 persen,” beber Mujiyem.

Tak hanya omsetnya saja yang menurun, Mujiyem mengaku, dari total 7 supplier yang menitip makanan di tempat usahanya , 4 diantaranya menyetop suplai makanan yang dijajakan. Karena, makanan yang dijual merupakan makanan siap saji.

Di tempat saya ada 7 supplier yang nitip. Nah, 4 suplai makanannya disetop oleh mereka (Supplier). Karena yang dititip itu makanan siap saji. Seperti nasi goreng, sushi, jagung susu keju, dan cilok bumbu,” terang Mujiyem.

Meski omsetnya menurun, Mujiyem mengaku, tidak mempermasalahkan adanya program makan bergizi gratis tersebut. Karena bagaimanapun, program itu berjalan untuk kebaikan bangsa dan negara.

Kami tidak mengeluh karena adanya program ini. Justru kami merasa senang, karena anak-anak yang membutuhkan program ini dapat merasakan manfaatnya. Soal rezeki itu sudah ada yang mengatur,” kata Mujiyem.

Senada dengan Mujiyem, salah satu pedagang di SDN Cilangkap 5, Rudi membeberkan, omset kotor usahanya itu juga mengalami penurunan. Sebelum adanya makan bergizi gratis, ia bisa mendapat omset kotor rata-rata Rp700 ribu per harinya.

Baca Juga: Ini Profil Kombes Abdul Waras, Kapolres Metro Depok yang Baru

Omset rata-rata itu kurang lebih Rp700 ribu per hari. Tetapi dengan adanya program ini, omset kotor yang saya dapat itu rata-rata sekitar Rp400 hingga 500 ribu per harinya,” ungkap Rudi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X