RADARDEPOK.COM-Suasana rumah sederhana di Gang Duren Sari, RT 1/1, Kampung Pasarebo, Kelurahan Bojongsari itu terasa hangat siang itu. Di tengah redupnya lampu, lantunan doa dan harapan menggantung di udara.
Laporan : Risky Dwi Lestari
Beberapa aparatur Kecamatan Bojongsari duduk bersila mengelilingi seorang perempuan yang mengenakan mukena dengan motif daun berkelir biru yang diketahui bernama Nenih. Di usianya yang akan masuk 65 tahun, kini tinggal dalam gelap atau tidak bisa melihat dunia secara harfiah dan batin.
Sudah berjalan lima tahun lebih, Nenih mengidap diabetes kronis yang menyerang penglihatannya. Dalam istilah kedokteran, kerap disebut sebagai Glaukoma. Kondisi yang dideritanya, menandakan kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan di dalam bola mata. Penyakit yang diidapnya ditandai dengan sakit mata, mata merah, hingga penglihatan kabur.
Saat ini, Nenih harus menerima kenyataan pahit yakni menjalani kehidupan dengan kebutaan permanen, sejak itu hari-harinya berubah drastis. Dunia yang dulu penuh warna, kini hanya tinggal bayangan samar dalam kenangan.
Baca Juga: GPS Bojongsari Depok Bantu Warga Tuna Netra, Yuk Intip Aksinya!
“Penyakit gulanya sudah menyerang mata, Kondisinya sekarang sudah tidak bisa melihat sama sekali,” tutur Ketua RW 1 Kelurahan Bojongsari, Suhandi kepada Radar Depok, Kamis (1/5).
Di tengah keterbatasan yang ada, secercah harapan datang dari Gerakan Peduli Sesama (GPS) Kecamatan Bojongsari yang dipimpin Camat Rijal Farhan bersama aparatur Kecamatan Bojongsari.
Dalam momen itu, Nenih mendapat bantuan dari jajaran GPS Kecamatan Bojongsari berupa sembako senilai Rp250 ribu. Nilainya tidak besar, tetapi sedikit mengobati rasa sakit yang dirasakannya.
Sembako dari GPS Kecamatan Bojongsari itu berisikan telur, minyak goreng, beras, dan gula. Namun, nilai maksud dan tujuan program ini jauh lebih besar dari angka itu.
Baca Juga: Miris! Jasad Bayi Mengapung di Situ Tujuh Muara Bojongsari Depok
“Ibu Nenih adalah warga kami. Kami datang untuk memberikan sembako, serta turut dibersamai dengan kepedulian pangan beliau,” ujar Camat Rijal Farhan, dengan mata yang menatap penuh empati.
Siang itu, rumah kecil tersebut bukan sekadar tempat singgah. Dia menjadi ruang, bagi kepedulian, tempat bagi kisah manusia yang saling menguatkan.
Sampai saat ini, Nenih tinggal bersama sang suami. Keduanya tetap menikmati hidup dalam keterbatasan. ***
Jurnalis : Risky Dwi Lestari
Artikel Terkait
GPS Bojongsari Komitmen Peduli Sesama, Berikan Bantuan ke Warga Pengidap Penyakit Paru Akut
Longok Hall Serba Guna Kelurahan Curug, Bojongsari : Dikelola Herman Karno, Tempat Salat Berjamaah hingga Olah Kebugaran
Angkot Terbakar di Bojongsari Depok, Separuh Tubuh Sopir Terbakar
Parkir Rp5.000 Situ Tujuh Muara Bojongsari Depok Dikeluhkan
KOOD Kecamatan Bojongsari Berangkatkan Ratusan Warga ke Pantai Anyer, Siap Antarkan Supian Suri 2 Periode!