Senin, 22 Desember 2025

Limbah Inhaler Asma jadi Ancaman Tersembunyi, Kampus Farmasi Dorong Edukasi Lewat ‘Kampus Berdampak’

- Selasa, 6 Mei 2025 | 09:23 WIB
Ilustrasi  (Foto: Freepik )
Ilustrasi (Foto: Freepik )

RADARDEPOK.COM - Inhaler menjadi alat bantu vital bagi jutaan penderita asma di dunia. Namun, di balik peran penyelamatnya, alat ini menyimpan sisi lain yang luput dari perhatian: potensi limbah berbahaya bagi lingkungan.

Peringatan World Asthma Day 2025 yang jatuh pada 6 Mei ini mengusung tema 'Make Inhaled Treatments Accessible for ALL'. Tema tersebut menyoroti pentingnya akses terapi inhalasi yang merata. Namun, akses yang luas juga berarti meningkatnya jumlah limbah inhaler, terutama jenis Metered Dose Inhaler (MDI) dan Dry Powder Inhaler (DPI), yang belum dikelola secara optimal di Indonesia.

MDI dan DPI umumnya terbuat dari plastik, aluminium, dan mengandung bahan pendorong seperti Hidrofluorokarbon (HFC), senyawa yang berkontribusi terhadap efek rumah kaca. Sebuah laporan dari British Medical Journal mencatat, satu inhaler MDI bisa menyumbang jejak karbon hingga 500 gram CO₂ ekuivalen per penggunaan.

Baca Juga: SMPN Depok 1 Tampilkan Berbagai Budaya Indonesia di Gebyar P5, Termasuk Topeng Cisalak Khas Kota Depok

"Sebagian besar pasien membuang inhaler ke tempat sampah biasa setelah habis, tanpa menyadari dampak lingkungan jangka panjangnya," ujar Ahmad Subagiyo, dosen farmasi dan penggiat farmasi berkelanjutan Politeknik Tiara Bunda Depok.

Sebagai bagian dari program Kampus Berdampak yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Program Studi D3 Farmasi Politeknik Tiara Bunda mulai mendorong inisiatif farmasi berkelanjutan melalui pembuatan drop box limbah inhaler (Inhaler Take-Back) di apotek kampus dan fasilitas layanan kesehatan mitra. Mereka juga mengintegrasikan edukasi safe medicine disposal dalam kurikulum D3 Farmasi, menyelenggarakan program pengabdian masyarakat untuk memberikan edukasi kepada pasien tentang cara membuang alat inhalasi bekas secara aman, serta berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan komunitas lingkungan untuk pengelolaan limbah farmasi non-B3.

Langkah ini sejalan dengan tujuan Kampus Berdampak, yakni mendorong pendidikan tinggi berkontribusi langsung terhadap solusi masalah nasional, termasuk isu lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Safe medicine disposal atau pembuangan obat dan alat kesehatan secara aman masih menjadi konsep baru bagi banyak masyarakat Indonesia. Minimnya fasilitas, kurangnya sosialisasi, serta anggapan bahwa limbah farmasi bisa dibuang layaknya sampah biasa menjadi tantangan tersendiri.

Baca Juga: Alih Fungsi Lahan Berdampak Pada Produktivitas Panen di Bogor

"Inhaler bekas sebaiknya tidak dibuang ke tempat sampah rumah tangga. Kandungannya bisa mencemari tanah dan udara. Idealnya dikembalikan ke fasilitas farmasi untuk dihancurkan sesuai prosedur," jelas Ahmad Subagiyo.

Kesehatan tidak hanya soal pengobatan, tetapi juga keberlanjutan. Jika tidak ditangani sejak sekarang, limbah farmasi berpotensi menjadi bom waktu bagi lingkungan.

Peringatan World Asthma Day 2025 menjadi momentum penting untuk memperluas makna akses: akses terhadap pengobatan yang aman dan akses terhadap edukasi lingkungan yang bertanggung jawab.

Lewat gerakan dari lingkungan kampus, farmasi tidak hanya mencetak tenaga kesehatan andal, tetapi juga agen perubahan yang peduli bumi.

Inhaler MDI menyumbang emisi karbon hingga 500g CO₂/setiap penggunaan. Limbah MDI/DPI dapat mencemari lingkungan jika dibuang sembarangan. Kampus vokasi farmasi mulai mengintegrasikan green pharmacy ke dalam kurikulum. Drop box inhaler bekas mulai diuji coba di apotek pendidikan.

"Kampus Berdampak bukan hanya mencerdaskan, tapi juga menyelamatkan," pungkasnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X