Aksi Demonstrasi Pecah di Berbagai Wilayah, Ketua Umum KOPI Minta Partai Politik Pecat Anggota Dewan yang Picu Kemarahan Publik

RADARDEPOK.COM-LSM Kobar Obor Peduli Indonesia (KOPI) turut menyoroti aksi demo yang terjadi belakangan ini, lantaran kekecewaan terhadap berbagai sikap wakil rakayat yang dinilai tak berpihak kepada masyarakat.

Ketua Umum LSM KOPI, Siswadi meminta, partai politik yang mengusung anggota dewan tersebut untuk bersikap tegas, salah satunya dengan mengevaluasi atau memberhentikannya.

“Anggota dewan yang tidak pro terhadap masyarakat, saya harapkan partai politik mengevaluasi segera. Biar masyarakat puas,” pinta Siswadi saat dikonfrimasi Radar Depok, Minggu (31/8).

Menurut Siswadi, permintaan maaf dari partai politik ataupun anggota dewan tersebut tidak dapat mengubah situasi.

Baca Juga: Siap Tanggung Biaya Pengobatan Korban Penusukan Saat Demo di Bandung, Dedi Mulyadi Minta Jangan Ada Lagi Rusuh

“Partai politik yang diusung ataupun mengusung orang tersebut, sehingga dia bisa duduk sekarang di parlemen itu segera mengevaluasi, jangan cuma minta maaf. Kalau minta maaf secara personal, ini kan organisasi, partai politik yang mengusung dia, saya berharap dapat mengambil sikap,” beber Siswadi.

Siswadi berpendapat, kondisi ini terjadi lantaran komunikasi publik yang tidak baik dari pejabat maupun wakil rakyat. Sehingga, hal itu memicu kemarahan massa aksi demo.

“Kaitannya dengan komunikasi publik yang tidak baik, karena sebagai pejabat sebagai wakil rakyat, dia harusnya mengayomi,  melindungi dan memperjuangankan aspirasi masyarakat, bukan malah sebaliknya dia menunjukan ketimpangan, dan ketidakadilan,” kata Siswadi.

Bahkan, Siswadi menilai, kemarahan publik ini terjadi lantaran adanya ketidakadilan maupun ketidaksetaraan, sehingga ada kesenjangan yang jauh antara yang mampu dan tidak mampu secara ekonomi.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Ingatkan Pendemo Jawa Barat: Boleh Demo Tapi Jangan Rusak Fasilitas Umum

“Jangan mencederai, yang pamerlah, yang joget-jogetlah, tidak senonohlah, hari ini senfitif untuk menerima, dan menerjemahkannya,” tandas Siswadi. ***