Perkara Anak Putus Sekolah di Pengasinan Depok Beres, Begini Kata Lurah

RADARDEPOK.COM - Anak berusia 11 tahun berinisal ARJ, warga RT4/2 Kelurahan Pengasingan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, akhirnya berkesempatan dapat mengenyam pendidikan kembali, setelah sebelumnya dikabarkan putus sekolah padahal baru masuk tiga bulan di kelas 1 SD.

Bocah tersebut kabarnya akan mengikuti program paket kelas A. Kemudian, setelah sekiranya sudah memungkinkan, ARJ akan diikutsertakan dalam program Rintisan Sekolah Swasta Gratis (RSSG).

Baca Juga: Hari Bakti Kemenimipas, Lapas Cibinong Gelar Donor Darah

"Senin (3/11) kemarin, saya sudah komunikasi, kemudian saya juga sudah berkomunikasi dengan beberapa teman, ada yang bantu mendorong dari aktivis pendidikan, dan rencananya juga mau komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan DP3P2KB Kota Depok," kata Lurah Pengasinan, Ari Andriana kepada Radar Depok, Jumat (14/11).

Dalam waktu dekat, sambung Ari, ARJ bakal diikutsertakan dalam program paket A. Namun sebelum masuk dalam program paket A, rencananya ARJ akan diarahkan untuk ikut bimbel dahuliu.

"Jadi, ARJ akan diarahkan untuk belajar bimbingan dulu. Karena selama ini ARJ belum bisa baca dan tulis. Jadi kita usahakan ARJ bisa baca tulis dulu baru kita ikutkan ke paket A nya, sehingga dia bisa punya ijazah SD," jelas Ari.

Kemudian, sambung Ari, saat memasuki jenjang SMP, ARJ akan diikutsertakan pada program RSSG, yang saat ini tengah berjalan pada masa pemerintahan Walikota Depok, Supian Suri.

"Pokoknya nanti ARJ ini kita arahkan untuk ikutk bimbel, atau les private dan lain sebagainya. Tapi sih saya inginnya nanti ARJ agar menjaga mentalnya ya, kemungkinan besar kita akan ikutsertakan les private. Kita panggilkan guru lah buat dia," terang Ari.

Baca Juga: Yayasan Lekas Beberkan Data Kecamatan Cibungbulang Raih Peringkat Kedua Kasus HIV di Kabupaten Bogor

Berkaitan dengan anggarannya, Ari mengungkapkan, hal itu akan diupayakan melalui donasi dari berbagai pihak.

"Nanti Insya Allah, biayanya kita bisa donasi lah dari tokoh masyarakat ataupun dari pihak aparat pemerintah. Jika sangat memungkinkan, semua akan kita mulai pada 2026 atau tahun ajaran baru," jelas Ari Andriana. ***