RADARDEPOK.COM–Dalam melaksanakan kegiatan pembiasaan literasi pada peserta didiknya. SMP Negeri 24 Depok memberikan wadah bagi siswanya untuk membuat sebuah karya dan kreasi dari berbagai buku yang dibaca para siswanya.
Kegiatan yang dilaksanakan di halaman sekolah, yang terletak di Jalan Kramat, Kelurahan Leuwinanggung, Kecamatan Tapos ini, menjadi salah satu bagian dalam pelaksanakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH).
Baca Juga: Dispora Gelar Bimtek Ortrad, Asnan: Jaga Warisan Budaya
Kepala SMPN 24 Depok, Aminah sangat mengapresiasi hasil karya yang dibuat dan dilakukan para siswanya dalam kegiatan pembiasaan literasi yang dilaksaakan rutin setiap minggunya di SMPN 24 Depok.
“Hari ada ada 2 kelas yang tampil, yakni 9E dan 9D yang membawa dua budaya nusantara berbeda, dan semuanya bagus menampilkan karyanya,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Senin (17/11).
Aminah mengatakan, pada kelas 9E menampilkan tentang si pitung jagoan betawi. Dengan menceritakan tentang patung yang memperjuangkan rakyat yang di tindas Belanda dengan mengambil hasil panen.
“Selajutnya, pitung mencuri gudang penyimpanan hasil panen rakyat yang di rampas Belanda. Sehingga para siswa memberi makna atau filosofi dari cerita tersebut. Seperti, Beberapa siswa menyebutkan makna dari cerita ini keberanian membela rakyat, cinta tanah air, dan tidak mau di jajah oleh bangsa asing,” kata dia.
Lanjut Aminah, pada kelas 9D menampilkan budaya Reog Ponorogo, yang menceritakan raja klanaswandana ingin menikahi dewi songgo langit. Lalu raja memerintahkan patih bujang anom menyampaikan titah untuk melamar dewi songgo langit.
Baca Juga: Rutin Dilakukan, Masyarakat Rasakan Manfaat Jumat Berkah BRI KC Pancoran
Sehingga, lanjut dia, Dewi memberi syarat agar ada peretunjukan yang belum pernah ada. Maka tampil lah reog tersebut. Yang sekarang terkenal dengan reog Ponorogo.
“Hikmah atau maknanya sesuatu itu harus diperjuangkan dan siswa mengenal adat atau budaya bangsa,” ungkap dia.
Sementara itu, Salah satu penampil dari kelas 9D, M.Ilham Satria menjelaskan, bahwa karyanya yang ditampilkan tersebut menjadi pengalaman yang berharga baginya dan teman-temannya dalam mengenal budaya Indonesia.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Kritik Jurnalis: Kurang Galak, Enggak Kritis, Ekonomi Jadi Sulit
“Perannya susah soalnya banyak gerakan yang harus di hafal. Tetapi saya sangat senang karena bisa mengenal budaya reog dan praktik langsung sebagai reog dan saya sebagai keturunan Jawa Timur asli bisa memahami dan menambah pengetahuannya tentang asal muasal muncul nya Reog Ponorogo,” tutur dia.***
Artikel Terkait
Kegiatan Belajar Mengajar Terganggu, SMPN 24 Depok Butuh Perluasan Lahan!
SMPN 24 Depok Dorong Siswa Lestarikan Bahasa
SMPN 24 Depok Bentuk Tim Anti Korupsi, Antisipasi Terjadinya Gratifikasi di Lingkungan Sekolah
KPU Kota Depok Sambangi SMPN 24 Depok : Jaga Keberlangsungan Demokrasi, Edukasi Pemilih Pemula