Minggu, 21 Desember 2025

Siswa SMPN 24 Depok Tampilkan Hasil Karya dari Drama Si Pitung hingga Reog Ponorogo

- Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB
Penampilan siswa SMPN 24 Depok pada kegiatan pembiasaan literasi, di halaman sekolahnya, yang terletak di Jalan Kramat, Kelurahan Leuwinanggung, Kecamatan Tapos. (ANDIKA EKA/RADAR DEPOK)
Penampilan siswa SMPN 24 Depok pada kegiatan pembiasaan literasi, di halaman sekolahnya, yang terletak di Jalan Kramat, Kelurahan Leuwinanggung, Kecamatan Tapos. (ANDIKA EKA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM–Dalam melaksanakan kegiatan pembiasaan literasi pada peserta didiknya. SMP Negeri 24 Depok memberikan wadah bagi siswanya untuk membuat sebuah karya dan kreasi dari berbagai buku yang dibaca para siswanya.

Kegiatan yang dilaksanakan di halaman sekolah, yang terletak di Jalan Kramat, Kelurahan Leuwinanggung, Kecamatan Tapos ini, menjadi salah satu bagian dalam pelaksanakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH).

Baca Juga: Dispora Gelar Bimtek Ortrad, Asnan: Jaga Warisan Budaya

Kepala SMPN 24 Depok, Aminah sangat mengapresiasi hasil karya yang dibuat dan dilakukan para siswanya dalam kegiatan pembiasaan literasi yang dilaksaakan rutin setiap minggunya di SMPN 24 Depok.

“Hari ada ada 2 kelas yang tampil, yakni 9E dan 9D yang membawa dua budaya nusantara berbeda, dan semuanya bagus menampilkan karyanya,” ujar dia kepada Harian Radar Depok, Senin (17/11).

Aminah mengatakan, pada kelas 9E menampilkan tentang si pitung jagoan betawi. Dengan menceritakan tentang patung yang memperjuangkan rakyat yang di tindas Belanda dengan mengambil hasil panen.

Baca Juga: Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Amankan Ganja Setengah Kilogram di Cipayung Depok, Sudah Dibungkus dalam Kemasan Siap Edar

“Selajutnya, pitung mencuri gudang penyimpanan hasil panen rakyat yang di rampas Belanda. Sehingga para siswa memberi makna atau filosofi dari cerita tersebut. Seperti, Beberapa siswa menyebutkan makna dari cerita ini keberanian membela rakyat, cinta tanah air, dan tidak mau di jajah oleh bangsa asing,” kata dia.

Lanjut Aminah, pada kelas 9D menampilkan budaya Reog Ponorogo, yang menceritakan raja klanaswandana ingin menikahi dewi songgo langit. Lalu raja memerintahkan patih bujang anom menyampaikan titah untuk melamar dewi songgo langit.

Baca Juga: Rutin Dilakukan, Masyarakat Rasakan Manfaat Jumat Berkah BRI KC Pancoran

Sehingga, lanjut dia, Dewi memberi syarat  agar ada peretunjukan yang belum pernah ada. Maka tampil  lah reog tersebut. Yang sekarang terkenal dengan reog Ponorogo.

“Hikmah atau maknanya sesuatu itu harus diperjuangkan dan siswa mengenal adat atau budaya bangsa,” ungkap dia.

Sementara itu, Salah satu penampil dari kelas 9D, M.Ilham Satria menjelaskan, bahwa karyanya yang ditampilkan tersebut menjadi pengalaman yang berharga baginya dan teman-temannya dalam mengenal budaya Indonesia.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Kritik Jurnalis: Kurang Galak, Enggak Kritis, Ekonomi Jadi Sulit

“Perannya susah soalnya banyak gerakan yang harus di hafal. Tetapi saya sangat senang karena bisa mengenal budaya reog dan praktik langsung sebagai reog dan saya sebagai keturunan Jawa Timur asli bisa memahami dan menambah pengetahuannya tentang asal muasal muncul nya Reog Ponorogo,” tutur dia.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X