RADARDEPOK.COM-Pekerjaan dalam bidang pertanian kini tidak memiliki banyak peminat, khususnya generasi Gen Z. Pertanian cukup sulit dilakukan karena butuh merogoh kocek modal yang besar dengan hasil usaha tani yang bisa dibilang 'tebak-tebakan'. Jika hasilnya bagus maka bisa menutupi modal yang bersumber dari hutang di bank ataupun dari pinjaman keluarga.
Namun jika gagal atau setengah gagal maka hasil pendapatan akan habis menutupi sewa lahan (jiwa lahan bukan milik sendiri), biaya pupuk, biaya pestisida yang mahal hingga biaya lainnya.
Pada dasarnya ini soal pengembangan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai baik dari segi modal usaha tani maupun pengembangan skill. Beruntung saat ini Pemerintahan provinsi (Pemprov) Jawa Barat sudah menggagas program Petani Milenial.
Program Petani Milenial adalah program pengembangan untuk para petani muda Jawa Barat pada berbagai komoditas agrikultur. Adapun bidang yang dikembangkan meliputi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.
Pertanian membutuhkan hadirnya kaum muda agar pengelolaannya tersentuh kreativitas dan inovasi, sementara generasi milenial membutuhkan pertanian sebagai penopang kehidupan masa depan yang lebih pasti.
Salah satu Petani Milenial bidang Perikanan yang turut serta dalam Program Petani Milenial Provinsi Jawa Barat, Usep Suryana mengatakan, para pemuda yang berusaha di bidang pertanian dengan mengkiuti perkembangan zaman.
Bantuan yang sudah diberikan, lanjut Usep, berupa benih dan pakan ikan hias. Namun, bantuan belum bisa diberikan semua karena masih tahap simulasi. "Kemarin baru simulasi jadi baru dapat pelet," ungkap Usep.
Usep melanjutkan, program tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat tidak hanya ilmu dalam membudidayakan ikan, melainkan pengikut program Petani Milenial juga diberikan cara memasarkan hasil taninya di media sosial.

“Kami diikut sertakan dalam pelatihan, workshop, dan kewirausahaan. Kami petani milenial diiarahakan menjual secara online melalui sosial media,” ujar dia.
Karena hal tersebut, lanjut Usep, penjualan ikan hiasnya mengalami peningkatan. Hasil dari program tersebut dirinya dapat bertemu dengan relasi-relasi yang membantu penjualan ikan hiasnya.
“Alhamdulillah untuk penjualan kita sangat terbantu. Kami banyak ketemu orang baru untuk bertransaksi,” kata dia.
Baca Juga: Besok Sidang Perceraian Desta dan Natasha Rizki di Pengadilan Agama Jaksel
Namun, kata Usep, para petani masih membutuhkan wadah yang jelas. Dirinya ingin pemerintah provinsi membrikan wadah untuk para petani menjualkan hasil tani merka.
“Untuk sekarang belum ada, itu sangat diharapkan ada wadah untuk penjualan disetiap kota,” ujar Usep.
Artikel Terkait
Penerapan Sekolah Pukul 05.00, Ombudsman Minta Pemprov NTT Mengkaji Ulang
UI dan Pemprov Kalteng Jalin Kerja Sama, Dukung Percepatan Pembangunan
Pemprov Jawa Barat Revitalisasi Situ Rawa Kalong : Dulu Kumuh, Sekarang Instagramable
Pemprov Jabar Gencarkan Perbaikan Jalan di Jalur Mudik, Gubernur Jabar: Total Ada 71 Pekerjaan
Pemprov Jabar Adakan Pasar Murah