RADARDEPOK.COM, DEPOK – Hari Raya Idul Adha telah berlalu. Namun, hikmahnya masih terus bisa dipetik. Di antara hikmah ibadah kurban yang dilakukan pada momentum ini adalah mencontoh keteladanan Nabi Ibrahim As. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Kota Depok dari Fraksi PKS, Sri Utami.
“Inna Sholati wanusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil alamin (Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam).” Itu adalah kata-kata Nabi Ibrahim yang diabadikan Allah SWT di dalam Alquran, Surat Al-An’am ayat 162.
"Nabi Ibrahim mengorbankan "harta" yang paling dicintai, paling berharga karena didapatnya di usia yang sudah tua, yaitu anaknya, Ismail as," ungkap Sri Utami.
Baca Juga: Refleksi Idul Adha 1444 H: Tauhid Kepemimpinan-Napak Tilas Perjalanan Nabi Ibrahim AS
Sri Utami mengatakan, ini merupakan simbol, apa yang paling berharga paling dicintai di dalam diri seseorang, namun demi mentaati Allah harus rela dikorbankan.
Jadi, keteladanan Nabi Ibrahim ini paripurna. Maka itu,Allah SWT yang Maha mensyukuri mengapresiasinya dengan mengabadikannya dalam momen Iedul Adha yang dirayakan dan diselebrasi sampai hari kiamat oleh umat Islam di seluruh dunia.
"Selain sisi transendental, ibadah kurban berdampak positif dari sisi ekonomi dan sosial. Dari sisi ekonomi momen Iedul adha mampu menggerakkan ekonomi desa dan kota," terang Sri Utami.
Baca Juga: Motor melawan arus, boleh ga sih?
Sri Utami melanjutkan, sebagai contoh untuk Kota Depok. Dari data Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) tercatat lebih dari 23 ribu ekor hewan kurban yang disembelih pada tahun 2023 ini.
Terdiri dari sapi, kerbau, kambing dan domba.jumlah yang sangat besar. Ini tentu menggerakkan ekonomi peternak di desa, penjual. pengangkutannya dan lain-lain.
"Momen ini terjadi setiap tahun seiring dengan kesadaran ummat Islam untuk berkurban pastinya akan terus meningkat," ucapnya.
Selain itu ada hikmah kurban dari sisi sosial, ibadah kurban adalah kesempatan bagi warga miskin mendapat pasokan protein hewani.
"Ini jaminan Allah SWT bagi warga miskin, minimal setahun sekali menikmati asupan protein hewani daging sapi atau daging kambing," tutur Sri Utami.
Sri Utami menilai, bagi warga miskin harga daging per kilo saat ini mencapai Rp150 ribuan akan sangat membantu mereka.
Menurutnya, dengan berkurban daging kurban diberikan kepada tetangga, kerabat, khususnya warga miskin ini akan semakin mengeratkan kohesi sosial di masyarakat.