"Hasil panen sudah sedikit, karena musim kemarau dan hama. Jadi harga beras darisananya naik drastis," terang Jaya.
Baca Juga: Hadirkan Sensasi Negeri Dongeng dan Hamparan Taman Bunga, Inilah Jatinangor Flower National Park!
Saat ini, sebut Jaya, beras yang dijualnya hanya mengikuti harga dipasaran. Sehingga, tidak ditinggal pelanggan. "Mungkin kalau ada konsumen yang nanya kenapa mahal, ya kita cuma bisa jelasin apa adanya sesuai fakta yang ada," jelas Jaya.
Berbeda, penjual beras di Pasar Pucung, Kecamatan Cilodong, Fina menjelaskan, setiap jenis beras yang dijualnya mengalami kenaikan harga sebesar Rp 1.500.
Baca Juga: Sebulan, Satpol PP Depok Amankan 29.956 Batang Rokok Ilegal
Paling murah, kata Fina, harga beras yang dijualnya seharga Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 8.500. Sedangkan, paling mahal dijualnya seharga Rp 14.000 dari sebelumnya Rp 12.500.
"Beras ini kebutuhan pokok, naik harga pun hukumnya wajib dibeli orang, tetapi kita sebagai penjual ada penurunan omset," beber Fina.
Fina mengungkapkan, kenaikan harga beras turut dipengaruhi faktor cuaca dan musim kemarau.
Baca Juga: PT Transjakarta Kembalikan Rute D11 Depok BKN, Sebelumnya Hanya Sampai Stasiun LRT Harjamukti
"Bisa dilihat, dari kemarin tidak pernah hujan. Kita tidak bisa komplain ke manapun," jelas Fina.
Menghadapi keluhan konsumen, kata Fina, dia memberikan soal kenaikan harga yang diakibatkan musim kemarau disertai kondisi iklim el nino.
"Dengan keadaan seperti ini, saya selalu menjaga komunikasi kepada semua konsumen saya. Hal ini saya lakukan agar tidak kehilangan konsumen," tandas Fina. ***
Jurnalis : Fadli