Begini Cara Anggota DPRD Jawa Barat Rizki Apriwijaya Bangun Ekonomi Kerakyatan di Depok

RADARDEPOK.COM-Ekonomi kerakyatan yang dibangun mulai dari Majelis Taklim ibu-ibu menjadi cara efektif Rizki Apriwijaya dalam memperbaiki kualitas pendapatan masyarakat secara luas. Kaum ibu harus bergerak lebih produktif dan bermanfaat, baik secara perekonomian lewat ruang keagamaan.

Laporan : Arnet Kelmanutu

Siapa yang tak kenal dewan milenial milenial milik Partai Gerindra yang kini duduk di kursi parlemen Provinsi Jawa Barat. Ya, namanya Rizki Apriwijaya.

Baca Juga: Kelurahan Jatijajar Siap Semarakan Maulid 1446 H

Sosoknya yang energik dan tepat sasaran dalam membangkitkan kualitas masyarakat patut diakui seluruh lapisan, karena ekonomi kerakyataan yang dibangun Rizki Apriwijaya.

Ekonomi kerakyatan yang dibangunnya melalui ruang pengajian kaum ibu-ibu ternyata manfaatnya sangat dirasakan, hingga berdampak pada keluarga mereka.

“Jadi saya melihat biar ibu-ibu sambil mengaji juga bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Manfaat keagamaan bisa di dapat, manfaat kebutuhan juga bisa dirasakan,” terangnya dikediaman salah satu RW Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pengendara Motor Tabrak Tiang Listrik di Cilangkap

Rizki Apriwijayasecara komitmen mencoba mengedukasi ekonomi kerakyatan ini dengan merangkul beberapa Majelis Taklim ibu-ibu.

Ekonomi kerakyatan yang dibangun Rizki Apriwijaya juga sederhana, misalnya setelah Majelis Taklim ibu-ibu usai pengajian, pulangnya bisa membawa kebutuhan rumah tangga.

“Ya misalnya sekedar, teh, gula, beras, minyak. Cukup 4 kebutuhan itu aja lah,” ungkap Rizki Apriwijaya saat berbincang dengan Radar Depok.

Baca Juga: Kejuaran Pencak Silat Ajak Kenalkan Kota Depok : Jawa Barat Terate Championship I Diikuti 866 Peserta

Jadi apa yang tersedia di Majelis Taklim bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga nanti hasil pembelian kebutuhan itu bisa menjadi uang kas, akhirnya bisa menumbuhkan kecintaan pada mengaji hingga melihat ada peluang bisnis.

“Sehingga dalam ekonommi kerakyatan ibu-ibu bisa berdaya. Sambil menimba ilmu agama bisa sekaligus memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan harga yang murah, dan nggak perlu jauh-jauh yang mengeluarkan ongkos,” tutup Rizki Apriwijaya. (*)