RADARDEPOK.COM - Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia (YMPAI) digandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok dalam rangka peningkatan kapasitas penemuan kasus HIV AIDS dan pendampingan minum obat ARV pada Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Kegiatan itu ditujukan untuk memperkuat kesehatan mental pada orang dengan HIV AIDS (ODHIV) yang diikuti 38 perwakilan kader Puskesmas se Kota Depok di Hotel Bumi Wiyata, Jalan Margonda Raya, Kecamatan Beji.
Baca Juga: Kekerasan di Satuan Pendidikan dan Era Digitalisasi
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, terdapat tiga target pengendalian HIV/AIDS Global yang menjadi rujukan Kota Depok, yakni dengan mewujudkan Three Zero HIV/AIDS pada 2030 yang terdiri atas Zero New HIV Infection atau nol kemunculan kasus baru, Zero AIDS Related Death atau nol kasus kematian akibat virus tersebut.
”Bapak atau Ibu yang hadir disini adalah orang terpilih, semoga ilmu yang didapat oleh para kader bisa diaplikasikan dan diluaskan di masyarakat dalam mendampingi Orang dengan HIV/AIDS," kata Mary Liziawati.
Baca Juga: Launching Taman Ramah Anak RW4 Duren Seribu, Wujudkan Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Menurut Mary Liziawati, HIV AIDS tidak hanya menyerang secara fisik namun mereka sangat rentan menghadapi permasalahan kesehatan mental seperti stress, panik, takut hingga kepada perlakuan stigma dan diskriminasi.
"Pemerintah Kota Depok memiliki komitmen untuk memberikan layanan terbaik, termasuk dengan menambah layanan Puskesmas yang memberikan pelayanan, perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) bagi pasien dengan HIV AIDS," jelas Mary Liziawati.
Direktur YMPAI, Julie Rostina menerangkan, HIV AIDS adalah salah satu penyakit yang masih kental dengan stigma atau cap buruk atau negatif dan berakibat diskriminasi di Masyarakat.
"Sejak seseorang divonis HIV AIDS, mereka menghadapi permasalahan mental yang berdampak pada kesehatannya," ujar Julie Rostina.
Julie Rostina memaparkan, berdasarkan hasil penelitian YMPAI Tahun 2019, ODHIV merasakan kebutuhan dukungan kesehatan mentalnya terutama di enam bulan saat mulai divonis positif HIV.
Baca Juga: Siswa SDN Duren Seribu 03 Ikut ANBK
“Dengan dampak mental health yang demikian berat, para kader pendamping ODHIV masyarakat dituntut memiliki keterampilan komunikasi yang penuh empati," beber Julie Rostina.
Di akhir kegiatan, kata Julie Rostina, para peserta diajak untuk memahami komunikasi efektif dan manajemen emosi yang dapat membantu pendampingan para kader di masyarakat.