RADARDEPOK.COM – Kecamatan Tapos terus memenuhi kebutuhan sarana prasarana penunjang kesehatan untuk masyarakat. Salah satunya pembangunan gedung Posyandu di setiap RW, untuk bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Camat Tapos, Abdul Mutolib menjelaskan, pihaknya sudah menginformasikan kepada seluruh lurah yang berada di Kecamatan Tapos, untuk mendata setiap RW yang belum mempunyai lahan posyandu.
Baca Juga: Jalan Gurame Raya Depok Jaya Ditutup Total
“Alhamdulilah, kemarin kami juga baru meresmikan Posyandu yang berada di Jatijajar, yang juga pembebebasan lahan tersebut dibantu oleh Pemkot Depok,” ujar Abdul Mutolib kepada Radar Depok, Rabu (1/11).
Abdul Mutolib mengatakan, jika lurah menemukan ada RW yang belum mempunyai lahan Posyandu, untuk segera mengajukan pembebasan lahan kepada Pemkot Depok. Pastinya, hal tersebut akan segera ditindaklanjuti.
Baca Juga: Dekranasda Dorong Desainer Lokal di Depok jadi Profesional, Ini Kata Elly Farida
“Kecamatan Tapos memiliki 133 RW, disini tugas lurah untuk mendata dan mengajukan pembebasan lahan untuk posyandu bagi yang belum punya,” ucap Abdul Mutolib.
Saat ini, kata Abdul Mutolib, Kecamatan Tapos telah menyelesaikan pengadaan lahan untuk 25 Posyandu. Tinggal, tahun selanjutnya agar diajukan pembangunan gedungnya.
Baca Juga: Gereja GPIB Immanuel, Jejak Peradaban Depok
“Atau sementara, kami ajak juga, agar RW bisa berswadaya dan bergotong royong. Paling tidak jika dapat bantuan tinggal memperbaiki,” kata dia.
Abdul Mutolib mengatakan, untuk pengadaan lahan Posyandu Pemkot Depok menyiapkan dana Rp50 juta tiap satu Posyandu dari APBD 2023.
“Bisa saja, jika tahun ini dilakukan pembebasan, tahun depannya dilakukan pengajuan pembangunanya, nilainya Rp50 juta perposyandu,” kata Abdul Mutolib.
Baca Juga: Kelurahan Cimpaeun Terus Branding Rumah Maggot, Bantu Permasalahan Sampah di Kota Depok
Abdul Mutolib mengatakan, Kecamatan Tapos memiliki 135 posyandu yang tersebar dari 133 RW. Tetapi, posyandu tersebut masih berbeda status, seperti ada yang masih numpang dan ada yang sudah menjadi fasos fasum.
“Dari 135 posyandu itu, saya juga belum mendapatkan data realnya, apakah sudah terbangun semua, atau belum,” tutur Abdul Mutolib. ***