RADARDEPOK.COM - Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos berkomitmen untuk terus menurunkan angka penularan Tuberkulosis (TB) di wilayahnya. Yaitu dengan mengencangkan sosialiasi pencegahan dan pengendalian, serta dengan membentuk kelurahan peduli Tuberkulosis.
Setelah jam makan siang, aula Kelurahan Cimpaeun dipenuhi para kader yang berasar dari unsur Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) tingkat kecamatan, kader kesehatan posyandu maupun posbindu dari setiap RW.
Kegiatan ini untuk mengingatkan elemen masyarakat agar mewaspadai penularan TB. Guna mendorong kepekaan masyarakat terkait penyakit TB.
"Mari kita bersama-sama selalu mewaspadai penyakit TB, setelah kegiatan ini mereka dapat mengevaluasi dan monitoring setiap penurunan penderita TB di wilayahnya masing-masing," ucap Lurah Cimpaeun, Mulyadi kepada Harian Radar Depok.
Saat ini, Kelurahan Cimpaeun sedang mendata kembali jumlah penderita TB di wilayahnya. Pasalnya, pencegahan dan penanganan TB tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, namun butuh dukungan semua pihak.
"Bagi semua masyarakat agar terhindar dari TB ayo berpola hidup bersih dan sehat, kebersihan lingkungan itu harus dijaga," kata dia.
Baca Juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Prabowo dan Gibran Tergerus, Pengamat: Bukti Rakyat Kecewa
Tak hanya melakukan sosialiasi, hal ini dilakukan untuk persiapan pembentukan Kapitu. Nantinya, diharapkan bisa memunculkan kesadaran bersama akan pentingnya menuntaskan permasalahan TB di Kelurahan Cimpaeun.
"Kerena salah satu peran dari Satuan Tugas (Satgas) Kapitu itu adalah menghilangkan stigma, mungkin pasien merasa malu, tidak mau diketahui. Sebab, TB itu bisa dicegah, bisa diobati dan bisa disembuhkan," ungkap dia.
Kapitu sendiri merupakan wadah atau forum komunikasi terpadu antara masyarakat dengan lintas program dan sektor di wilayah kelurahan. Dalam hal melakukan pencegahan dan pengendalian TB.
Baca Juga: Program DeMolek Sasar Sekolah Citra Negara Depok
"Kerena Puskesmas sehari-harinya tidak dapat mengawasi sepenuhnya, sebab obat TB ini adalah long term, enam bulan harus diminum setiap hari. Ketika kita memberikan obat itu apakah betul dikonsumsi atau tidak oleh si pasien, disinilah kita butuh Pengawas Penelan Obat (PPO) untuk memastikan," tutur dia.***