metropolis

Fakultas Farmasi UI Ajak Orangtua Cermat Pilih Jajanan untuk Anak, Begini Caranya

Kamis, 23 November 2023 | 08:00 WIB
Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) turut menyoroti isu penggunaan boraks dalam bakso dan formalin pada mi selama ini yang kerap didengar masyarakat (UI)

RADARDEPOK.COM - Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) turut menyoroti isu penggunaan boraks dalam bakso dan formalin pada mi selama ini yang kerap didengar masyarakat.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) FF UI, Baitha Palanggatan Maggadani menjelaskan, ternyata ada hal lain yang patut diwaspadai yakni kandungan Bahan Kimia Obat (BKO) yang terdapat pada makanan atau jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak.

Baca Juga: Caleg NasDem Dapil Pancoran Mas, Arif Budiman Panjatkan Doa Kemenangan saat Konsolidasi

Sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan alam melimpah, Indonesia mempunyai berbagai macam jenis tanaman yang mudah dibudidaya. Indonesia memiliki potensi yang sangat baik untuk menguasai pasar lokal maupun global sebagai negara penghasil bahan baku obat tradisional dari tanaman tersebut.

Namun, untuk mencapai hal tersebut ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kualitas bahan baku, syarat keamanan, khasiat, dan kualitasnya.

Baca Juga: Merasakan Bermalam ala Ridwan Kamil di Asstro Highland Ciater Glamping Subang, Viewnya Super Keren!

Obat tradisional yang aman dan berkualitas tidak boleh mengandung bahan kimia obat atau BKO. BKO merupakan zat-zat kimia yang biasanya ditambahkan dalam sediaan obat tradisional atau jamu untuk memperkuat indikasi dari obat tradisional. Namun, sampai saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menemukan produk obat tradisional yang didalamnya sengaja dicampur dengan bahan kimia oleh produsen agar lebih manjur,” papar Baitha Palanggatan Maggadani, Rabu (22/11).

Dengam begitu, Baitha Palanggatan Maggadani dan tim melakukan sosialisasi bahan kimia berbahaya dalam makanan dan obat tradisional di Desa Sasakpanjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RW setempat, diperoleh informasi bahwa konsumsi obat tradisional dan juga jajanan kaki lima pada warga desa cukup tinggi.

Baca Juga: Masalah Pengadaan Antropometri Stunting, Koordinator ARAKI, Khalilou Fadiga : Jangan Ada Lagi Paktik Tidak Terpuji di Biro PBJ Kementerian Kesehatan

Maka, untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, pengabdi menghadirkan narasumber yang merupakan Guru Besar FFUI di Bidang Kimia Farmasi yaitu Prof Hayun yang juga merupakan salah seorang Tim Pengmas FFUI.

BKO merupakan senyawa sintesis atau bisa juga produk kimiawi yang berasal dari bahan alam, yang umumnya digunakan pada pengobatan modern. BKO ditemukan pada obat tradisional yang beredar di pasaran, karena rendahnya kepatuhan produsen terhadap ketentuan yang berlaku di bidang obat tradisional, adanya kompetisi yang tidak sehat dalam meningkatkan penjualan produknya serta keinginan masyarakat untuk cepat sembuh,” kata Prof Hayun dalam pemaparannya, pada Sabtu (4/11).

Baca Juga: Bayar Pajak di Depok Berhadiah Mobil dan Motor, Ini Syarat dan Ketentuannya

Lebih lanjut ia mengatakan, bahaya dari BKO ini adalah akibat dosisnya yang tidak tepat serta dapat terjadi interaksi antara BKO dengan zat aktif dari obat tradisional, sehingga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang ditimbulkan, antara lain iritasi saluran pencernaan, kerusakan hati atau ginjal, gangguan penglihatan, atau gangguan ritme irama jantung.

Ia menambahkan, dalam hal ini BPOM terus berupaya untuk memberantas peredaran obat tradisional yang mengandung BKO. Beberapa temuan BPOM terkait BKO dalam obat tradisional, yaitu pada obat tradisional yang diperuntukkan untuk pegal linu/encok/rematik sering ditambahkan fenilbutazon, antalgin, deksametason, dan lain-lain. Pada obat tradisional yang diklaim penggunaanya sebagai pelangsing, sering ditambahkan sibutramine HCl. Sedangkan, pada obat tradisional yang diklaim penggunaanya sebagai obat kuat pria, sering ditambahkan sildenafil sitrat.

Baca Juga: Siapa Tertarik, Pemkot Depok Mau Lelang 38 Motor Tak Terpakai

Halaman:

Tags

Terkini