RADARDEPOK.COM–Lima rumah warga di lingkungan RT2/17 Kelurahan/Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, dibobol maling ketika pemilik rumah menunaikan salat tarawih, Senin (11/3/2024).
Uang tunai dengan total senilai Rp7,5 juta beserta tiga unit laptop berhasil dibawa kabur pelaku dalam aksi tersebut.
Baca Juga: Ini Pesan Ramadan dari Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono dan Umi Etty
Ketua RT2/17 Kelurahan Pancoranmas, Waluyo menceritakan, pelaku berhasil membobol beberapa rumah pada saat warga sedang melaksanakan salat tarawih. Usai salat tarawih, warga dibuat kaget dengan keadaan rumah mereka yang telah dibobol.
“Ada dua rumah yang dibobol maling. Pelaku berhasil merangsek masuk ketika penghuni rumah sedang salat tarawih,” jelas Waluyo, Selasa (12/3).
Dia mengungkapkan, salah satu rumah warga kehilangan uang senilai Rp6 juta beserta tiga unit laptop. Kemudian pengakuan warga lainnya mengalami kerugian senilai Rp1,5 juta. Semua keadaan di dalam rumah sudah berantakan diacak-acak pelaku.
Baca Juga: Ramadan Bulan yang Dahsyat, Simak Penjelasan Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono
Tak hanya dua rumah saja, ada juga empat warga yang melapor kalau rumahnya menjadi sasaran pelaku. Tiga rumah diantaranya sudah dibobol. Tetapi, hanya engsel pintunya saja yang dirusak, sedangkan pemilik rumah belum menemukan adanya kerugian.
“Laporan dari rumah lainnya, pelaku gagal membobol rumah. Ia dipergoki pemilik rumah yang saat itu sedang tidak salat tarawih. Kala itu, pelaku dipergoki saat sedang berupaya memasuki pekarangan rumah,” jelas Waluyo.
Diduga kuat, pelaku melancarkan aksi pembobolan rumah di lingkungan RT2/17 Pancoranmas tidak seorang diri. Sebab, aksi yang dilakukan tersebut cukup terstruktur, yang menyasar beberapa rumah-rumah warga.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Ungguli Anies-Imin di Depok, Ganjar-Mahfud Terendah
“KLorban yang mengalami kerugian senilai Rp6 juta beserta tiga unit laptop melaporkan hal tersebut ke Polsek Pancoranmas, dan pihak kepolisian sudah mendatangi TKP langsung, dan melakukan proses penyelidikan guna menemukan titik terang dari peristiwa yang telah terjadi,” jelas Waluyo. (***)