RADARDEPOK.COM – Libur dan cuti bersama Idul Fitri sudah berakhir, Selasa (16/4). ASN Depok kembali bertugas seperti sediakala.
Walikota Depok, Mohammad Idris menyebut, pada hari pertama kerja, kehadiran ASN mencapai 90 persen.
Adapun yang tidak hadir, dikarenakan sakit atau mengalami kendala saat arus balik mudik.
“Kalau melihat upacara tadi pagi perkiraan saya yang hadir 90 persen ASN hadir, kecuali yang sakit dan kelelahan,” ujar Mohammad Idris usai menggelar apel pagi sekaligus halalbihalal para ASN di halaman Balai Kota Depok, Selasa (16/4).
Mohammad Idris menegaskan, Pemkot Depok tidak menerapkan sistem kerja work from home (WFH) bagi ASN. Jikapun ada, hanya berlaku dalam kondisi darurat. Misalnya terkena macet di jalan.
“Pemkot Depok tidak ada WFH kecuali hal-hal darurat, seperti kemacetan segala macam. Misalnya dari Aceh, yang dari Medan ya itu jauh-jauh yang dari Bali, bukan jalan-jalan ya, tapi pulang kampung,” jelas Mohammad Idris.
Mohammad Idris meminta, bagi ASN yang terpaksa WFH harus tetap bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Mereka diwajibkan absen dan memberikan informasi yang diperlukan. Namun bagi ASN yang sudah ada di Depok untuk tetap bekerja dari kantor.
Baca Juga: Taman Safari Bogor Kasih Promo Lagi, Kali ini ada Paket Safari Malam sambil Dinner
“Tapi saya imbau bagi mereka yang sudah balik ke Kota Depok, atau dekat-dekat sini pulang kampungnya itu tetap mereka kerja di kantor, tidak ada WFH atau tidak ada alasan untuk tidak masuk,” jelas Mohammad Idris.
Dalam memastikan pelayanan berjalan, Mohammad Idris meminta kepada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Depok melakukan sidak ke setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“BKPSDM akan ini mereka mau sidak ke kantor-kantor, tapi saya belum mendapat laporan resmi dari BKPSDM Kota Depok terkait angka pasti ASN yang masuk kerja,” terang Mohammad Idris.
Namun, Mohammad Idris memastikan, seluruh layanan sudah berjalan. Salah satunya terkait proses lelang sudah dimulai hari ini.
"Pelayanan sudah normal dan proses birokrasi seperti pelelangan itu hitungan hari,” tutur Mohammad Idris.