RADARDEPOK.COM-Ancaman penyakit Tuberkulosis (TB) di Kecamatan Cimanggis, Kota Depok perlu mendapatkan perhatian serius. Hingga April 2024, terdapat belasan pasien penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang organ paru-paru.
Berdasarkan catatan Puskesmas Cimanggis, belasan pasien itu tidak hanya berasal dari wilayah Cimanggis saja, melainkan Curug, Cisalak Pasar, Cisalak, dan Sukmajaya.
Baca Juga: Akankah Dua Alumni UI Bertarung di Pilkada Depok 2024?
Kepala UPTD Puskesmas Cimanggis, Rizky Andriani Alimy mengungkapkan, untuk kasus penyakit TB diwilayah kerja Puskesmasnya mengalami sedikit kenaikan, pasalnya jika dibandingkan dengan jumlah kasus tahun lalu ada 12 pasien pertiga bulan.
"Ada 15 pasien dari Bulan Januari sampai April 2024, kalau tahun lalu 48 pasien untuk, per triwulannya ada sekitar 12 pasien," ungkap Rizky Andriani Alimy kepada Radar Depok, Kamis (2/5).
Menurut Rizky Andriani Alimy, pasien tuberkulosis yang telah menjalani pengobatan itu akan dilakukan Investigasi Kontak (IK) yang dilaksanakan kader terhadap keluarga yang berkontak langsung.
"Untuk pelacakan IK nya itu nanti melalui kader. Jadi dari Puskesmas, ke kader TB Curug, nantinya konfirmasi ke kader domisili pasien tersebut, lalu dilakukan IK ke keluarga pasien," jelas Rizky Andriani Alimy.
Selanjutnya, Rizky Andriani Alimy mengatakan, untuk mencegah tertularnya bakteri Mycobacterium tuberculosis, pasien TB harus memakai masker setiap waktu, bahkan peralatan makan harus dipisah dari keluarga lain.
"Karena Mycobacterium tuberculosis, penularannya melalui droplet dan baketerinya dapat hidup selama satu sampai dua jam di udara, namun mati terhadap panas. Mangkannya saya menyarankan untuk pasien setiap pagi selalu berjemur, dan dibuka pintu dan fentilasi udara dirumahnya agar sinar matahari masuk kedalam rumahnya," beber Rizky Andriani Alimy.
Baca Juga: Eksistensi Alumni IISIP Jakarta Angkatan 1993 : Masih Suka Kumpul Bareng, Kuatkan Silaturahmi
Adapun, Rizky Andriani Alimy membeberkan, selama dalam pengobatan, pasien TB akan dilakukan evaluasi melalui pengecekan dahak beberapa kali selama enam bulan, untuk mengetahui kondisi kesehatannya.
"Pada saat bulan ke enam obat sudah habis dan cek dahak sudah negative berarti pengobatan sudah selesai dan sembuh, tapi kalau masih positive, pengobatan dilanjutkan lagi mulai dari awal selama enam bulan kedepan lagi," jelas Rizky Andriani Alimy.
Rizky Andriani Alimy menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengedukasi masyarakat dan penderita TB, agar lebih peduli lagi dengan lingkungan sekitarnya untuk menekan angka penularan.
Baca Juga: LS Vinus: Dedie Rachim Unggul di Elektabilitas tapi belum ada Parpol yang Mengusung