“Pertama pastinya inflasi tambah tinggi, karena naiknya harga barang-barang impor,” kata Qurtifa Wijaya.
Menurut Qurtifa Wijaya, hal ini disebabkan biaya produksi yang menggunakan bahan impor. Pastinya juga akan lebih mahal. Selain itu, kenaikan harga, bagi warga tentunya menambah beban biaya hidup masyarakat.
“Yang akan mengalami kenaikan, yakni pada sektor sektor perdagangan seperti elektronik, fashion, olahan makanan yang berbahan baku impor, dan otomotif akan terpengaruh dengan kenaikan harga,” ujar Qurtifa Wijaya.
Qurtifa Wijaya menjelaskan, dalam mengatasi inflasi akibat nilai tukar Rupiah yang melemah, pemerintah harus menstabilkan kembali nilai Rupiah. Seperti, dengan intervensi Bank Indonesia.
“Kemudian pemerintah dapat memberi stimulus keringanan pajak untuk masyarakat terdampak dan juga memberikan insentif bantuan keuangan atau bantuan sosial bagi masyarakat terdampak,” tutur Qurtifa Wijaya. ***