RADARDEPOK.COM - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) optimis keberadaan BisKita Trans Depok sangat berpotensi dapat membantu mobilitas masyarakat.
Plt Kepala BPTJ, Tatan Rustandi menjelaskan, keyakinan ini berdasarkan hasil kajian BPTJ yang menyatakan keberadaan BisKita Trans Depok sangat berpotensi di Depok.
Baca Juga: Jadi Plt Ketua KPU, Afifuddin Konsolidasi Persiapan Pilkada
“Kerana pergerakan Kota Depok ke Jakarta sangat dominan,” ujar Tatan Rustandi kepada Radar Depok, Jumat (5/7).
Tatan Rustandi menerangkan, dominan tersebut bukan hanya dari pengguna transportasinya saja. Melainkan, penggunaan kendaraan pribadinya juga sangat besar.
“Maka dari itu, keberadaan BisKita Trans Depok ini diharapkan adanya perpindahan dari penggunaan layanan pribadi menjadi menggunakan alat transportrasi,” kata Tatan Rustandi.
Tadan Rustandi mengatakan, hal tersebut juga terlihat di beberapa tetangga Kota Depok, seperti Kota Bogor dan Kota Bekasi, yang telah berhasil menerapkan sistem layanan buy the servis (BTS).
Baca Juga: Warga Binaan Rutan Depok Diberi Penyuluhan Hukum, Ini Tujuannya
“Di Bogor saja sekarang sudah cukup bagus. Di Bekasi saat peluncuran terdapat 300 penumpang. Saat ini sudah mencapai 1.500 - 1.700 penumpang dalam waktu 6 bulan,” ucap Tatan Rustandi.
Natinya, ujar Tadan Rustandi, seiring berjalanya waktu akan ada penambahan koridor BisKita Trans Depok. Namun, hal ini akan melihat keberhasilan dalam penggunaan layanan tersebut.
“Secara perencanaanya, Kota Depok memiliki 4 koridor. Jika koridor ini berhasil, pastinya akan segera ditambah,” tutur Tatan Rustandi.
Baca Juga: Fakta Unik Giant Panda yang harus Kamu Ketahui, Hanya ada di Taman Safari Bogor
Selain itu, Tadan Rustandi menuturkan, untuk tarif dari BisKita Trans Depok akan secara bertahap. Yakni, akan digratiskan selama enam bulan ke depan, sekaligus sosialiasi dan BPTJ bersama Dishub Kota Depok. Termasuk membuat kajian ihwal kemampuan daya beli masyarakat,
“Seperti di bogor, kemampuan daya beli masyarakatnya ada di Rp4 ribu,” kata Tatan Rustandi.
Jika sudah bertarif, kata Tadan Rustandi, akan ada segmentasi seperti untuk lansia, pelajar, disabilitas dan masyarakat biasa akan mendapatkan tarif yang berbeda.