Baca Juga: Di HUT Ke-13 PDAM Depok, Ajak Jaga Sungai Ciliwung saat Rafting 80 Kilometer
Sungai Ciliwung menjadi salah satu perhatian utama dalam upaya pemulihan lingkungan. Dengan panjang mencapai 193 km dari Bogor hingga Jakarta, sungai ini dibagi menjadi enam segmen, seluruhnya memiliki tingkat pencemaran yang tinggi.
"Setiap hari Sungai Ciliwung dibebani rata-rata 53 ton limbah, termasuk sampah domestik, limbah peternakan, dan industri," ungkap Hanif Faisol Nurofiq.
Dari 38 ribu hektar DAS Ciliwung, hampir 70 persen telah menjadi pemukiman, sementara hanya 24 persen yang masih berupa tutupan hutan di bagian hulu.
Kondisi tersebut memperparah masalah tata air yang hanya dapat dikelola dengan keberadaan pohon.
Pemerintah telah menyusun Rencana Perlindungan Pengelolaan Mutu Air untuk mengurangi pencemaran sungai-sungai besar, termasuk Ciliwung. Menteri LH/Kepala BPLH menegaskan bahwa langkah ini harus segera diimplementasikan.
"Kami harus mengukur di setiap segmen berapa pencemar yang dapat dikurangi," kata Hanif Faisol Nurofiq.
Pemerintah juga berencana membangun infrastruktur pengolahan limbah, seperti digester dan IPAL komunal, dengan total anggaran sebesar Rp1 triliun.
"Kolaborasi dengan masyarakat dan mitra swasta sangat penting, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri," ujar Hanif Faisol Nurofiq.
Selain itu, Hanif Faisol Nurofiq menyerukan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola air. Eksploitasi air tanah yang masif telah menyebabkan penurunan tanah hingga 1,5 cm setiap tahun.
Hanif Faisol Nurofiq menekankan, pentingnya pemanfaatan air hujan dan pemulihan fungsi sungai sebagai sumber kehidupan.
"Kita harus mengembalikan peradaban sungai kita yang sudah lama ditinggalkan," tandas Hanif Faisol Nurofiq. ***