RADARDEPOK.COM-Kebutuhan program kesehatan mental dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat tak terkecuali di rumah tahanan. Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia (YMPAI) memahami bahwa para penghuni rutan merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Sejak tahun 2022, YMPAI telah memulai kiprahnya mendukung kesehatan mental Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan petugas di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Kota Depok.
Di akhir bulan Agustus ini, dalam upaya melanjutkan pemenuhan kesehatan YMPAI berkolaborasi dengan Rumah Tahanan Kelas I Depok menyelenggarakan Pelatihan Kelola Emosi dengan target peserta Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Pelatihan tersebut sudah memasuki Batch ke-3. Training Kelola Emosi melalui metode Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) batch kali ini ditujukan bagi para 20 orang yang baru menjalani masa penempatan penahanan di rutan. Kegiatan ini berlangsung di Ruang PKBM Gedung 2 Rutan Depok.
Direktur YMPAI, Julie Rostina menggarisbawahi pentingnya manajemen stress bagi seseorang. Selain itu, dia sangat berbahagia bisa berbagi training kelola emosi dan mengharapkan keterampilan tersebut bemanfaat bagi para WBP.
Berikutnya dr. Imma Syabreni sebagai Penanggung Jawab Klinik Rutan Depok, sangat mengapresiasi atas dukungan dan sinergi YMPAI dan Rutan Depok dalam mendukung kesehatan mental warga binaan maupun petugas.
Sesi utama pelatihan menghadirkan narasumber Zia Martinis, Psikolog, Kordinator Progam Kesehatan Mental Rumah Keluarga dan Konseling Indonesia (RKKI) – YMPAI.
Di awal penyampaian materinya, Zia menjelaskan hakikat emosi yang berasal dari bahasa Latin Emovere yang berarti yang bergerak keluar, menyerupai sebuah siklus.
"Untuk menjaga keseimbangan tubuh, maka memerlukan keseimbangan energi agar agar tetap stabil layaknya orang yang mengendarai sepeda. Dia akan stabil Ketika dia bisa mempertahankan tingkat kecepatan yang tepat dengan keseimbangan sepeda, tubuh perlu menjaga keseimbangannya dengan mengatur energi lewat melalui kelola emosi yang terbukti sangat efektif jika teknik tersebut mampu merelease emosi," beber Zia.
Dalam kesempatan tersebut, Zia mengungkapkan, metode yang digunakan dalam mengelola emosi melalui Teknik SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) yang dikembangkan Ahmad Faiz Zainudin dari teknik sebelumnya, EFT (Emotional Freedom Technique).
Zia menjelaskan, SEFT sangat bermanfaat untuk meredakan stress dan kecemasan, Mengatasi gangguan stress pasca trauma, meredakan nyeri pada tubuh, menstabilkan antara tbody, soul dan spirit serta dapat mengobati penyakit pada fisik serta penyakit kronis. Teknik dasar SEFT sangat sederhana hanya terdiri dari 3 tahapan yakni Set Up dan Do’a, tune In dan tapping serta do’a.
Baca Juga: YMPAI Kelola Emosi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Depok, Intip Keseruan Kegiatannya
Di akhir sesi, Zia Martinis mengajak para warga binaan berlatih SEFT dengan masing-masing memilih satu masalah emosi ataupun gangguan fisik yang dirasakan.
"Para peserta sangat antusias dan fokus mengikuti sesi praktek. Sebagian WBP terlihat terbawa suasana hingga menitikkan air mata, menggugah jiwa yang terluka. Di sesi refleksi, beberapa warga binaan berkesempatan memberikan tanggapannya selama praktek. Mereka merasa lebih relaks, ngantuk, lebih plong, dan pengen nangis,” tandas Zia. ***