satelit

Mengikuti Kegiatan Lurah Cilangkap Depok di Akhir Pekan : Tinjau Turap Longsor di Kampung Nyencle, Jalan Retak hingga Ambles

Senin, 27 Oktober 2025 | 06:35 WIB
Lurah Cilangkap, Galih Catur Prasatya bersama warga meninjau langsung lokasi turap yang jebol di Kampung Nyencle RW 1, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Sabtu (25/10). (DOKUMEN KELURAHAN CILANGKAP)

RADARDEPOK.COM-Tidak ada angin tak ada hujan, turap di Kampung Nyencle RW 1, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok jebol setelah mengalami retakan dan ambles, Minggu (26/10).

Laporan : Agnesya Wianda

Minggu siang itu, langit Depok cerah, tanpa tanda hujan. Namun di Kampung Nyencle RW 1, suasana berbeda terasa. Jalan yang biasanya ramai oleh anak-anak bermain dan motor lalu-lalang kini sunyi, terganggu oleh retakan panjang yang membelah turap. Tanah yang semula kokoh tiba-tiba ambles, meninggalkan jurang kecil di sisi jalan.

Warga yang kebetulan melintas berhenti sejenak, menatap retakan itu dengan campuran takut dan lega. Tak ada yang terluka, namun hati mereka berdebar. Seorang ibu yang biasa melewati jalan itu bersama anaknya

“Hati-hati, nak… jangan terlalu dekat,” ujar ibu

Lurah Cilangkap, Galih Catur Prasatya tiba di lokasi dengan langkah cepat. Dia mengamati turap yang longsor sambil menunjuk retakan yang semakin melebar

“Kemarin Sabtu saya langsung ke lokasi, dan Minggu siang tadi turapnya longsor,” kata  kepada Radar Depok, Minggu (26/10).

Baca Juga: Proses Pembangunan di Kelurahan Cilangkap Depok Capai 40 Persen, Lurah Galih Ungkapkan Kendala yang Dihadapi

Menurut Galih, kejadian tersebut telah dilaporkan ke pimpinan dan diteruskan ke dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.

“Tadi (26/10) turapnya longsor sebelum hujan, semakin parah sore tadi ketika hujan deres,” jelas Galih.

Suara tanah yang bergeser dan aroma tanah basah menciptakan ketegangan tersendiri. Meski begitu, warga bersyukur karena rumah-rumah mereka aman

“Jarak dari rumah terdekat ke turap sekitar 9 meter, Alhamdulillah ga ada rumah yang terdampak (tipis dikit lagi), cuma jalannya retak sama ambles,” terang Galih.

Kini jalan itu hanya bisa dilalui kaki, kendaraan harus mencari jalan lain. Anak-anak yang biasanya berlari-lari di jalan itu menonton dari kejauhan, wajah mereka bingung melihat tanah yang berubah.

“Untuk saat ini jalanan masih bisa dilewati orang jalan kaki, namun untuk kendaraan sudah ga bisa,” tandas Galih. ***

Tags

Terkini