RADARDEPOK.COM-Upaya menghadirkan layanan kesehatan yang lebih merata dan responsif di wilayah Kalibaru dan Cilodong kembali ditegaskan Puskesmas Cilodong. Melalui peluncuran inovasi SI KANCIL KOMPAK (Sinergi Kalibaru dan Cilodong melalui Kolaborasi Masyarakat, Puskesmas, Aparat, dan Kader) di Alun-Alun Kota Depok, Kamis (11/12), seluruh elemen diminta bergerak bersama menghadapi berbagai tantangan kesehatan yang masih tinggi.
Kepala UPTD Puskesmas Cilodong, Agustina Mayasari mengatakan, SI KANCIL KOMPAK lahir sebagai jawaban atas persoalan prioritas kesehatan yang belum tertangani maksimal.
“Data 2021 menunjukkan kasus stunting masih meningkat. Begitu juga risiko kesehatan ibu hamil seperti preeklamsia, KEK, serta tingginya angka kematian ibu dan bayi,” jelas Agustina.
Selain itu, lanjut Agustina, capaian penemuan kasus TBC dinilai masih jauh dari target. Pelayanan untuk lansia, penyandang disabilitas, dan warga berkebutuhan khusus pun masih perlu diperkuat.
“Kondisi ini mengingatkan kita bahwa kesehatan tidak bisa dikerjakan satu pihak saja. Dibutuhkan kebersamaan dan gerakan kolektif,” tegas Agustina.
Menurut Agustina, nama SI KANCIL terinspirasi dari karakter kancil dalam cerita rakyat yang cerdas dan sigap. Nilai tersebut diterjemahkan menjadi semangat baru bagi masyarakat Kalibaru dan Cilodong dalam menjaga kesehatan bersama.
Agustina memaparkan, empat layanan SI KANCIL KOMPAK yang terintegrasi, yakni SI KANCIL SIGAP, percepatan pencegahan dan penanganan stunting. SI KANCIL KOMPAK GENCAR SEHATI, kesehatan ibu dan anak.
“SI KANCIL KOMPAK PEDULI TB, penemuan kasus dan pendampingan pengobatan TBC. SI KANCIL KOMPAK PELITA, layanan bagi lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan,” jelas Agustina.
Pada kegiatan peluncuran, sejumlah paket nutrisi diberikan kepada ibu hamil, balita, dan lansia hasil kolaborasi Tim Pembina Posyandu Kota Depok bersama Indomaret dan Bank INA.
Melalui program tersebut, Agustina menyebut, Puskesmas Cilodong menetapkan target ambisius zero new stunting, zero kematian ibu dan bayi, pemantauan 100 persen lansia hipertensi dan diabetes, serta terduga TBC diperiksa sesuai standar.
“Program sebesar ini tidak akan berhasil jika hanya dikerjakan Puskesmas. Harus ada gerakan bersama dari kader, RT-RW, kelurahan, kecamatan, PKK, sekolah, hingga jejaring klinik dan rumah sakit,” tutur Agustina.
Baca Juga: Primaya Hospital Depok Resmikan Layanan Kemoterapi dan Klinik Gangguan Pernapasan, Cek Fasilitasnya!
Dia menegaskan, SI KANCIL KOMPAK bukan hanya program puskesmas, melainkan gerakan masyarakat.
“Dengan adanya Posyandu ILP dan 6 SPM, kebutuhan sinergi makin besar. Mari jadikan SI KANCIL KOMPAK sebagai gerakan bersama,” ajaknya.