Baca Juga: Raffi Ahmad Ungkap Alasan Batal Naik Haji Tahun Ini
Budiman berpendapat, kondisi kualitas air permukaan idealnya dilakukan empat kali pengukuran atau pengujian kualitas air. Rentetannya, musim hujan, peralihan dari musim hujan ke kemarau, musim kemarau serta peralihan musim kemarau ke musim hujan.
"Atau minimal pengujian dilakukan dua kali mewakili musim hujan dan kemarau," terang Budiman.
Baca Juga: Jelang FIFA Matchday, Pelatih Palestina Nilai Skuad Garuda Indonesia Tim Bagus
Pengamat Kebijakan Publik, Yusfitriadi menilai, Kota Depok mewaspadai musim kemarau tahun ini yang relatif lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi, kata Yus, wilayah hijau di Kota Depok yang mulai berkurang. Hal ini dapat memperparah kondisi kekeringan mendatang.
"Termasuk dalam hal ini Depok, terlebih Kota Depok saat ini sudah mulai berkurang banyak wilayah hijau karena habis digunakan oleh bangunan yang bermaterial beton," sebut dia.
Baca Juga: BRIN Deteksi Politisasi SARA Mencuat di Pemilu 2024, Begini Penjelasannya
Yus meminta, Pemkot Depok melakukan pemetaan sejak dini terkait dengan ancaman kekeringan tersebut. Setelahbya, perlu diberikan treatment agar pada waktunya tidak gagap.
"Begitupun masyarakat harus mengantisipasinya baik yang berorientasi jangka pendek, maupun yang berorientasi jangka panjang. Yang jangka pendek misalnya dengan mengefisiensi penggunaan air, memeriksa sumur-sumur resapan air tanah sehingga bisa mengambil treatmen bertahan berapa lama," pinta dia.
Baca Juga: Mengatasi Masalah Komputer Mati di Kota Depok: Trik Ampuh dan Mudah
Dampaknya, papar dia, masyarakat Kota Depok bisa kesulitan dalam memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, Kota Depok hanya mengandalkan aliran air dari wilayah Bogor yang memiliki dataran lebih tinggi.
"Dampak kekeringan yang sangat signifikan diantaranya, sumber air bagi kebutuhan manusia. Dengan kondisi kekeringan tentu akan berpengaruh terhadap volume air yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti minum, mencuci, mandi dan sebagainya," kata Yus.
Baca Juga: FIFA-Matchday Lawan Palestina, Gubernur Khofifah Optimis Skuad Garuda Menang
Setahu Yus, banyak warga Depok yang masih mengandalkan air tanah yang mengandalkan curah hujan dan resapan air, sehingga akan mengalami kesulitan saat musim kemarau tiba.
"Kedua, tanaman dan perkebunan. Model tanaman dan perkebunan di sebagian wilayah kita termasuk Depok murni menggunakan air hujan dan air resapan. Sehingga, bila terjadi kekeringan akan berdampak signifikan terhadap perkebunan dan tanaman. Ketiga, dampak bagi peternakan. Walaupun di Depok tidak ada peternakan yang berskala besar, namun di beberapa bagian maayarakat masih banyak yang memelihara binatang ternak. Kondisi kekeringan akan berdampak signifikan bagi masyarakat yang mempunyai binatang ternak tersebut," papar dia.