"Sudah mendapatkan rekomendasi safety assessment dari Siemens dan konsultan pengawas proyek pembangunan LRT Jabodebek,” ungkap dia dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Gerakan Satu Rumah Satu Jentik di Pondok Petir, 40 Rumah Dipantau untuk Antisipasi Jentik Nyamuk
Risal menuturkan, uji coba pengoperasian LRT itu termasuk soal pembayarannya. Termasuk, integrasi antarmoda di masing-masing stasiun yang dilewati.
“Kami telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan jajaran Dinas Perhubungan baik di DKI Jakarta, Depok, dan Bekasi. Terkait dengan penyiapan angkutan lanjutan seperti Bus Transjakarta, Jak Lingko, angkot, KRL, Kereta Cepat, dan lain sebagainya,” terang dia.
Baca Juga: Sambutan Kepala Sekolah di MPLS SMP/SMA 2023: Menginspirasi Masa Depan Siswa Baru
Perlu diketahui, rangkaian LRT Jabodebek ini dibuat PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA. Kereta itu akan beroperasi menggunakan teknologi yang lebih tinggi dari MRT Jakarta ataupun LRT Sumatera Selatan yaitu generasi ketiga atau GoA Level 3.
Faktanya, teknologi tersebut memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis atau driverless. Namun, bagian dalam kereta ada petugas train attendant yang akan berjaga untuk situasi darurat.
Baca Juga: Sambutan Kepala Sekolah di MPLS SMP/SMA 2023: Menginspirasi Masa Depan Siswa Baru
Bahkan, kereta karya anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih dari 60 persen ini juga secara otomatis mampu mengatur jarak antar kereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman. Semua sistem operasi pada LRT Jabodebek sudah diatur pada OCC (Operation Control Center).
Baca Juga: Kelurahan Beji Maksimalkan Pembangunan
Rencananya, Soft launching itu akan dihadiri Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Setelah itu, ditargetkan beroperasi secara komersil pada Jumat (18/7). (ger)
Jurnalis : Gerard Soeharly