Lewat lagu Pahlawanku ini, Amar juga ingin mengajak masyarakat untuk lebih menghargai lagi TNI dan Polri supaya mereka semangat dalam menjalankan tugasnya.
“Saya merasa miris dengan kelakuakn segelintir masyarakt yang kurang mengapresiasi kinerja TNI dan Polri. Maka itu saya ingin sampaikan ke masyarakat agar jangan hanya bisa nyinyir, dan membuli kinerja mereka,” katanya.
Untuk tema sosial, Maharaja 48 juga punya dua judul lagu andalan anatara lain Merah Putih ada di Dada, dan Indonesia Tetap Merah Putih. Lagu ini tercipta ketika di awal pandemi ada carut marut politik dan hoax bertebaran di mana – mana.
“Lagu ini mengajak kita untuk diam aja, karena itu udah membantu Pemerintah dalam menghadapi pandemi ini. gak usah ikut ribet kalau gak tau apa – apa lebih baik diam. Ini kan banyak yang sok tahu di media sosial dan jadi bikin gaduh,” lanjutnya.
Lagu ciptaan Amar tidak hanya terbatas pada isu-isu yang ada di dalam negeri. Beberapa lagu juga didedikasikan untuk beberapa permasalahan internasional, salah satunya konflik Israel dan Palestina yang terus berkepanjangan sehingga banyak menimbulkan korban jiwa.
“Jadi semua lagu saya itu berangkat dari isu, dan masalah kemanusiaan, saya tidak masuk dalam ranah agama untuk masalah Israel Palestina ini. Yang kita lihat di media ada peperangan Israel Palestina ini bukan masalah agama, ini masalah kemanusian, terlebih untuk masyarakat muslim kita minimal membantu menyuarakan, bukan mebantu perang tidak, membantu mensuport menyuarakan, ini maslah kemanusiaan makanya saya ciptakan beberapa lagu dari masalah ini,” tuturnya.
Untuk mendukung rakyat Palestina, Maharaja 48 membuat lagu berjudul Save Palestine. Lagu ini berisikan imbauan dan dukungan serta motivasi untuk rakyat Palestina yang terkena musibah perang. Lalu ada lagu berjudul Palestina Saudara Kami, dan yang ketiga lagu berjudul Pray For Palestine. “Lagu Pray Fir Palestine ini belum saya rilis, tapi sudah dimixing,” bebernya.
Kepeduliannya akan permasalahan internasional tidak terbatas pada Palestina saja, akan tetapi jika dia menemukan sebuah isu kemanusiaan di negara lain dia juga akan menciptakan lagu.
“Masalah kemanusiaan saya fikir bukan Palestina saja, tapi negara lain pun kalau mengalami penindasan akan saya suarakan lewat musik saya,” terangnya.
Untuk lagu religi, pada bulan Ramadan kemarin Maharaja 48 juga menciptakan lagu berjudul Bulan Penuh Rahmat, Anak Durahaka, dan Ibu. Tentunya lagu religi ini tetap mempunya ciri khas musik rock, hanya saja kemasannya lebih slowa dan ballad.
“Tetap harus ada distorsi dalam permainan gitarnya sekalipun lagu religi,” imbuhnya.
Maharaja 48 termasuk dalam kategori band indie atau independen, karena mereka melakukan semua produksi musiknya, dari hulu sampai hilir, secara mandiri, tanpa ada campur tangan major label. “Produksi semua saya buat sendiri bersama teman-teman,” ucapnya.
Pribahasa semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerpa juga menjadi kenayataan dalam perjalanan karir band Maharaja 48. Hal ini terjadi tatkala mereka membuat chanel Youtube dengan nama Maharaja 48, chanel mereka ditakedown pihak youtube lantaran banyaknya orang yang mereport postingan lagu-lagu mereka.
“Ada 18 lagu yang terilis di youtube, dengan chanel Maharaja 48. Tapi apes dikit, chanel kami kena takedown. Saya gak tau kenapa, tapi bertepatan dengan saya rilis lagu judul Saudaraku Palestine saya ga bilang gara gara itu,” tambahnya.
Kecurigaan Amar mungkin ada benarnya, sebab ketika lagu berjudul Saudaraku Palestine ini subscriber chanel mereka meningkat pesat dan viewernya juga naik pesat dalam waktu kurang dari seminggu.