metropolis

Radar Depok Menjelajah Tapanuli Utara (3-Habis) : Bongkar Makam Ratusan Tahun, Pindahkan Tulang Belulang Ke Dalam Tugu

Sabtu, 2 Juli 2022 | 01:40 WIB
SWAFOTO : Keturunan Raja Ompu Siamun berfoto di Tambak Ompu Siamun yang baru diresmikan. INDRA SIREGAR/RADAR DEPOK

Horja atau pesta adat paling besar dalam tatanan adat Batak bukan lah momen yang bisa di lihat setiap tahun, ataupun dilakukan setiap marga. Selain butuh biaya yang besar, dibutuhkan pula kesatuan hati dan kebersamaan dari setiap generasi orang Batak.


Laporan : Indra Abertnego Siregar


RADARDEPOK.COM, Senin (27/6) pagi wartawan Radar Depok bersama rombongan keluarga tokoh adat Kecamatan Sipahutar, Manggulsak Silitonga bergegas menuju lokasi Tonggo Raja (musyawarah) yang sudah dilakukan kemarin malam. Tujuannya adalah untuk melaksanakan proseso mangongkal holi atau mengangkat sisa tulang-belulang Raja Opung Siamun Silitonga nenek moyang marga Silitonga di Kecamatan Sipahutar dari liang kubur nya, untuk dipindahkan ke Tugu yang sudah mereka bangun di Dusun Siranggiting III.


Di lokasi tersebut terdapat tiga peti jenazah berukuran mini bertuliskan nama-nama pemiliknya di urutan pertama bertuliskan Opu Siamun Marga, lalu Opu Siamun Boru Sihombing, Ompu Siamun Boru Lubis, dan terakhir Ompu Siamun Boru Tampu Bolon.


Ketiga peti tersebut diletakkan di atas sebuah meja yang ada di tengah-tengah kerumunan keturunan marga Silitonga generasi ke 17 dan 18, mengingat Raja Ompu Siamun Silitonga adalah keturunan ke-10 Raja Silitonga.


Setelah semua keturunan Silitonga berkumpul, ketiga peti tersebut dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke tanah kuburan nenek moyang mereka yang berada di dekat Gereja HKBP Sipahutar.


Setelah menembus hutan belantara kurang lebih lima menit dengan menggunakan mobil, perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar dua menit untuk menuju makam Raja Ompu Siamun Silitonga yang diperkirakan sudah berusia ratusan.


Sebuah pohon berukuran sedang menjadi penanda makam generasi ke-10 Raja Silitonga tersebut. Di bawah pohon terdapat tiga gundukan tanah yang merupakan makam Raja Ompu Siamun Silitonga beserta tiga orang istrinya.


"Makam ini diperkirakan sudah mencapai usia 350 tahun," kata tokoh adat setempat, Manggulsak Silitonga, disela persiapan mangongkal holi.


Setelah melaksanakan prosesi ibadah Nasrani, Manggulsak Silitonga memerintahkan tukang gali untuk menggali tanah nenek moyangnya.


Tanah di Sipahutar berbeda dengan tanah yang ada di Jabodetabek. Warna tanahnya hitam pekat dan lapisan tanah bawahnya berwarna kuning batako. Kemungkinan ini dikarenakan wilayah. kecamatan Sipahutar berada di pegunungan sehingga sangat sulit menemukan tanah merah di daerah ini.


Proses penggalian tidak berlangsung lama, dan kedalaman galian kubur juga hanya seukuran 30cm. Menurut Manggulsak, tidak mungkin lagi ditemukan sisah tulang belulang di dalam kuburan yang berusia lebih dari 300 tahun. Apalagi di zaman dulu, orang-orang membuat liang makam sangat dalam untuk menghindari babi hutan menggali makam.


"Karena keluarga sepakat untuk mengambil tulang belulang secara simbolis dengan tanah saja, maka diputuskan penggalian hanya sebatas ini saja. Karena selain memakan waktu lama, kalaupun digali lebih dalam kecil kemungkinan kita akan menemukan sisa tulang belulang nenek moyang kami ini," turue Manggulsak.


Setelah disepakati penggalian kubur dihentikan, perwakilan keluarga diminta untuk menggumpal tanah kubur menjadi empat bagian dan dimasukkan ke masing - masing peti kecil yang sudah di bawa. Tanah yang digumpal tersebut sudah dianggap mewakili tulang belulang nenek moyang mereka yang akan mereka pindhakan ke tugu.

Halaman:

Tags

Terkini