metropolis

Mengenal Emak Boni, Marbot Perempuan dari Depok : Lanjutkan Profesi Suami, Bisa Berangkat Umrah

Selasa, 25 Oktober 2022 | 23:17 WIB
MARBOT: Emak Boni marbot Masjid Al-Adzkar dapat mewujudkan mimpinya. WILDA APRIYANI/RADAR DEPOK

Tak banyak yang mengenal profesi marbot. Mungkin tak banyak juga yang tahu apa itu marbot. Marbot adalah profesi seseorang guna mengabdikan diri merawat musala atau masjid. Biasanya marbot diisi kalangan tua. Pria. Di Depok ada Emak Boni. Seorang marbot perempuan. Bagaimana kisahnya?


Laporan : Wilda Apriyani


RADARDEPOK.COM, Pukul 06:00 WIB, matahari belum menyinsing penuh. Udara pagi itu begitu sejuk. Genangan air bekas hujan semalam masih ada. Pelataran Masjid Al Adzkar, RT5/6, Kelurahan/Kecamatan Cilodong, nampak sepi. Hanya dedaunan berserakan dari pohon sekitar masjid.


Srek.. Srek.. Srek.. Emak Boni dengan telaten menyapu sudut demi sudut masjid. Dibersihkannya semua daun yang tadi berserakan. Tangan tuanya, dengan urat yang menyembul tak menyurutkan semangat. Tidak perlu buru-buru, yang penting hasilnya bersih.


Usia hanya sekedar angka. Emak Boni saat ini sudah sepuh : 72 tahun. Tapi bicara semangat, bolehlah diadu dengan remaja zaman sekarang. Pagi-pagi begini, kebanyakan anak muda pasti masih terlelap dalam mimpi.


Setengah jam berlalu, pelataran sudah bersih. Tugas Emak Boni belum usai. Ia kemudian beranjak ke dalam masjid. Mengepel seluruh ruangan. Melipat sejadah yang beberapa saat sebelumnya dipakai jamaah Salat Subuh berjamaah. Ia letakan lagi ke tempat semula.


Saya tidak merasa lelah. Sudah terbiasa. Sekalian olahraga, biar sehat,” ujar Emak Boni.


Emak Boni adalah marbot di masjid tersebut. Sudah 25 tahun ia mengabdi. Awalnya hanya membantu suami, namun keterusan sampai kini.


Suaminya bernama Nimat. Sering dipanggil dengan sebutan Baba Nimat. Sebelum beralih menjadi marbot, Baba Nimat pernah menjadi tukang ojek, sementara Emak Boni membuka kios di halaman rumah. Rumahnya mereka persis di samping masjid.


Kehidupan mereka bukannya mudah. Dengan delapan anak, tentu kondisi ekonomi kembang kempis. Tapi semua dijalani dengan ikhlas.


Baba Nimat tak serta merta jadi marbot. Bermula pada 1996. Pemilik Yayasan Al Adzkar (menaungi masjid) mencari orang untuk membantu menjaga dan membersihkan lingkungan tersebut. Baba Nimat menyanggupi tawaran tersebut.


Suatu hari, ada acara perkumpulan calon jamaah haji dan umrah di area Masjid Al Adzkar. Setelah melihat calon jamaah Haji, terbesit dalam hati dan pikiran Emak Boni untuk menunaikan ibadah haji dan umrah bersama sang suami.


Mereka sadar, hal tersebut hanya sebuah angan-angan dan sebuah harapan. Kondisi keuangan jadi alasan. Tapi niat sudah bulat. Emak Boni dan Baba Nimat menabung sedikit demi sedikit.


Selain dari honor Baba Nimat sebagai marbot, Emak Boni turut menyumbang tabungan dari hasil menjual tape uli, membuat rengginang, sampai membuat dodol.

Halaman:

Tags

Terkini