satelit

Miris, Lingkungan Kediaman Almarhum Seniman Legendaris WS Rendra Dipenuhi Sampah

Kamis, 9 Februari 2023 | 23:16 WIB

RADARDEPOK.COM - Di pinggiran Jalan Raya Cipayung, tepatnya di dekat bengkel seniman legendaris, W.S. Rendra dan depan Pasar Citayam di penuhi tumpukan sampah plastik.

Aparatur Kelurahan Bojong Pondok Terong (Boponter), acap kali melakukan pengangkutan sampah ini bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK). Namun, hal serupa selalu kembali terjadi.

Lurah Boponter, Agus Suryana mengklaim, sampah-sampah tersebut bukan berasal dari warganya. Melainkan, ulah dari warga di wilayah Pabuaran, Bogor. Ini lantaran, warganya telah memiliki pengolahan sampah di RW masing-masing.

“Bukan warga sini. Kalau warga sini kan terkelola dengan rapih, ada penampungan. Mereka bayar rutin bulanan terus di kelola oleh masing masing RW,” kata dia, Kamis (9/2).

Sedihnya, sampah-sampah tersebut bahkan terlihat hingga di dekat bengkel seniman legendaris Indonesia, W.S. Rendra, yang memang berada di pinggiran Jalan Raya Cipayung.

Lebih lanjut, dia mengatakan, sering kali meminta bantuan DLHK untuk mengangkut gundukan sampah tersebut. Bahkan, warga setempat pun telah memasang spanduk, tapi sepanduk itu malah di copot dan hilang.

“Kalau diangkut sih udah sering, tempo hari pernah. Tahun kemarin, pertengahan tahun sempat banyak tuh, saya telpon pihak DLHK terus bersih, eh besok begitu lagi,” tambah dia.

Untuk mengatasi hal ini, Kelurahan Boponter, Cipayung Jaya, dan Cipayung, telah mengusulkan pelebaran jalan di ruas jalan tersebut. Nantinya, akan ada dua lajur dengan empat jalur, dengan separator taman di tengahnya.

“Mungkin solusinya, kan kami ada wacana kemarin di Musrenbang, Ka, luncurkan untuk kecamatan, membuat proposal terkait rencana pelebaran jalan. Nanti di tengahnya sparator taman seperti di Margonda dan Kartini,” jelas dia.

Salah satu warga Kelurahan Bojong Pondok Terong, Rini menyebut, penumpukan sampah ini terjadi sejak pembangunan pondasi jalan pada awal tahun 2023.  

“Semenjak dibangun itu  kan ambrol, terus kan didandani pondasinya. Ini kan pondasinya cuma lobang ga ditutup lobangnya, yaudah jadi sampah- sampah,” ucap dia.

Dia mengaku, tak mengetahui siapa pelaku tindakan tak terpuji ini. Namun, dia meyakini, bukan warga setempat yang membuang sampah-sampah tersebut. Sebab, telah ada pengangkutan sampah setiap dua hari sekali, dengan biaya Rp20 ribu perbulannya.

Beruntungnya, sampah - sampah ini tidak menyebabkan banjir, meski dibuang ketepi jalan yang terhubung dengan kali. Namun, warga sekitar merasa resah dengan bau yang dihasilkan oleh gundukan sampah tersebut.

 

“Tak tahu siapa, kalau subuh sudah ada, tahu-tahu sudah penuh saja sama sampah. Sudah gitu diawur-awurin lagi sama tukang mulung. Jadi, kemana mana dan bau. Semenjak Pembanguanan saja sih. Kemarin waktu ambrol malah tidak ada sampah,” tegas dia. (RD).

Halaman:

Tags

Terkini