Kota Depok merupakan salah satu kota dengan pehobi merpati yang cukup besar. Di berbagai sudut, dimana ada tanah lapang, di situlah ada kolongan atau pacuan si burung dara. Dari euforia, mereka berkomunitas, hingga menghasilkan kepuasan yang luar biasa.
Laporan : Andika Eka Maulana
RADARDEPOK.COM, Hobi memelihara dan bermain burung merpati tampak sepele. Hampir setiap sore mereka yang hilir mudik menerbangkan burung dara atau berkumpul di antara empat tiang pancang yang diberi bendera pada bagian atasnya atau kerap disebut ‘kolongan’.
Beberapa meter dari kolongan, teriakan-teriakan mereka begitu lantang memanggil burung-burung ‘gacoan’ mereka. Di antara mereka juga ada para joki yang membawa tas berbentuk kandang burung persegi. Merekalah yang bertugas melepas burung dari radius beberapa meter dari kolongan.
Euforia permainan burung merpati rupanya telah jauh melampaui bukan hanya sekadar hobi. Ini sudah seperti cabang olahraga saja. Mereka punya komunitas, kompetisi, bahkan menjadi ladang bisnis.
Ketua Panitia Merpati Kolongan Lapak Rudal, Suhaidi mengatakan merpati kolongan di Lapak Rudal ini terbentuk dari orang-orang sekitar Kelurhan Pasir Gungung selatan yang memilili hobi yang sama yaitu Burung Merpati.
“Lalu kita bergabung membuat lapak kolongan seperti ini, lama-kelmaan pemain mulai banyak yang berdatangan dam sampai kini beranggotkan ratusan orang,” ujar Suhidi.
Di kawasan perkotaan seperti Kota Depok, agak sulit mencari tanah lapang dan luas. Inilah yang membuat permasalahan karena harus mencari tanah yang cukup untuk membut kolongan.
“Yap, untuk membuat kolongan, kita cukup menyediakan sepetak tanah yang nggak terlalu luas, tetapi karena seiringnya banyak pembangunan kita harus pindah bahkan vakum selama 1 tahun,” ungkapnya.
Suhaidi mengatakan untuk kegiatan setiap harinya di lapak rudal ini selalu ramai, selalu di penuhi para pencinta merpati, mulai dari anak-anak bahkan orang yang sudah sepuhpun masih terlihat.
“Disini kita tidak ada batasan umur, bahkan anak-anakpun banyak karena selalu di ajak orang tuanya dan anak itu sendiri menjadi suka oleh merpati,” tuturnya.
Lanjutnya, anak-anak yang ada berada di lapak ini yang akan menjadi regenerasi para pecinta merpati kolongan ini, agar hobi merpati ini tidak akan hilang.
“Merpati kolong ini sudah menjadi budaya seperti yang ada di madura yaitu karapan sapi,” katanya.
Menurutnya, kegiatan setiap harinya tidak hanya berkumpul memamerkan ketangkasan merpati, tetapi ada lomba-lomba di setiap akhir pekan dengan jumlah hadiah yang sangat menggiurkan bagi para pecinta merpati.