RADARDEPOK.COM, DEPOK - Sejumlah warga di Ruko Verbena kawasan Grand Depok City, Kecamatan Sukmajaya mengeluhkan adanya serangan ulat bulu yang diketahui datang dari salah satu pohon yang ada pada wilayah tersebut. Namun, sangat disayangkan belum ada penanganan yang lebih lanjut dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melalui dinas terkaitnya.
Pekerja di Ruko Verbena, Mul menerangkan, serangan ulat bulu itu sudah menyerang sekitar dua minggu ke belakang. Selanjutnya, terhitung Senin (26/9) serangan ulat bulu itu makin mengganas.
"Ulat bulunya merayap ke perkantoran disini, bahkan udah sampai ke pintu kantor," ungkapnya kepada Radar Depok, Senin (26/9).
Mul menjelaskan, ulat bulu itu juga ke tumpah ke jalan disekitar kawasan ruko tersebut. Sehingga, aktifitas pekerja pada kawasan tersebut sangat terganggu. Pasalnya, jika menempel ke tubuh akan menyebabkan gatal-gatal di seluruh tubuh. "Naik juga ke mobil-mobil pekerja disini, malah mobil bos saya juga kena," ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, pekerja pada kawasan tersebut hanya melakukan pembasmian secara mandiri yang dinilai kurang efektif untuk mengatasinya. Meski sempat didatangi petugas dari Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok, Mul mengaku belum ada tindak lanjut untuk menangani serangan ulat bulu tersebut.
"Saya menangani sendiri pakai sapu lidi, kalau enggak bisa masuk nanti sampai ke dalam kantor ulat bulunya," tutur Mul.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Widyati Riyandani mengatakan, pihaknya tidak menangani serangan ulat bulu yang berkeliaran di area permukiman warga. Sebab, pihaknya hanya melakukan penanganan terhadap tanaman yang dikonsumsi seperti buah-buahan atau sayur mayur.
"Kalau serangan ulat bulu di kawasan perumahan itu bukan ke kita, karena kita hanya menangani hama yang menyerang di pertanian," terangnya.
Meski begitu, dia mengaku, saat ini pihaknya tengah kehabisan obat untuk menangani serangan ulat bulu di bidang pertanian atau ketahanan pangan. "Untuk saat ini juga obat ulat bulu yang kita miliki juga tidak ada atau habis," ucapnya.
Hal itu disinyalir karena obat untuk mengatasi serangan ulat bulu di Depok telah diambil-alih wilayah Bogor. Sehingga, Pemkot Depok tidak dapat menangani keluhan warga terkait serangan hewan berbulu halus tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Ety Suryahati menuturkan, pihaknya tidak memiliki obat untuk membasmi hewan bertubuh mungil itu. Sepengalamannya menjabat Kepala DKP3, obat itu disediakan pada dinas tersebut.
"Setahu saya kewenangannya masuk ke Distankan karena obatnya dulu ada disitu, kalau di DLHK sama sekali tidak ada," terangnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Operasional (Dalops) pada Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok, Welman Naipospos membeberkan, sejak awal menerima laporan warga tersebut, pihaknya secara cekatan melakukan survei lokasi. Dia mengaku, pihaknya mendapatkan kendala karena tidak memiliki obat untuk membasmi ribuan ulat bulu tersebut.
"Untuk penanganannya bukan di Damkar karena kita gak punya obatnya, kemarin kita sudah cek lokasi dan kordinasi dengan dinas terkait," bebernya.