Senin, 22 Desember 2025

Tekan HIV di Depok Perlu Perda

- Selasa, 4 Oktober 2022 | 00:19 WIB
KOMPAK : Salah satu perkumpulan pegiat HIV/Aids di Kota Depok ketika melakukan diskusi bersama lintas sektor di Hotel Margo City. GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK
KOMPAK : Salah satu perkumpulan pegiat HIV/Aids di Kota Depok ketika melakukan diskusi bersama lintas sektor di Hotel Margo City. GERARD SOEHARLY/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM, DEPOK - Kian meningkat di Kota Depok, angka HIV/Aids sudah mencapai ribuan orang. Bahkan, penyakit tersebut tidak mengenal batasan usia. Pasalnya, pengidapnya merupakan orang dewasa, remaja hingga anak-anak.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan pihaknya, sebanyak 2.207 warga Depok mengidap penyakit HIV/Aids


"Data tersebut sampai dengan Juni 2022," ungkapnya kepada Radar Depok, Senin (3/10).


Dari jumlah keseluruahan, sebut Mary, setidaknya ada 171 orang meninggal dunia akibat, terinfeksi virus mematikan tersebut. "Jumlah yang meninggal ada 171 orang," ujarnya.


Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Imam Musanto menjelaskan, angka HIV/Aids di Kota Depok telah terjadi peningkatan. Bahkan, kata dia, jumlah tersebut terbilang besar bagi kota sekecil Depok.


"Ada semacam kenaikan, setelah Covid-19 sedang tinggi-tingginya, ternyata ada ancaman berikutnya yaitu HIV/Aids kalau tidak salah itu sudah berkolaborasi dengan TBC. Jadi, TB dan HIV/Aids ini juga ternyata sangat mengkhawatirkan di Kota Depok," ungkapnya.


Menurut dia, wakil rakyat di kota kembang telah dan Pemkot Depok telah memaksimalkan langkah pencegahan. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan pihaknya, penularan HIV/Aids di Kota Depok dipengaruhi sejumlah faktor.


"Pertama, yang saya perhatikan dari pergaulan yang sangat mengkhawatirkan di saat seperti sekarang ini. Kedua, faktor orangtua yang punya HIV/Aids kemudian anaknya menjadi korban, dan anaknya tertular," terang Imam.


Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI) di wilayah Pancoranmas itu menuturkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinkes Kota Depok untuk menanggulangi penyakit HIV/Aids maupun tuberkolisis atayu TBC.


"Kaitannya dengan penularan HIV/Aids yang sudah mulai merangkak naik angkanya, kami berharap dan mengimbau bahwa kepada orangtua untuk bisa memperhatikan anaknya dan menjaga anaknya, karena HIV/Aids ini tidak mengenal batasan usia, karena yang muda juga bisa terjangkit," tutur Imam.


Imam menyarankan, Pemkot Depok memperbanyak Satuan Petugas (Satgas) anti HIV/Aids terutama di kalangan pelajar ataupun mahasiswa. Selain itu, perlu juga melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agaman dan karang taruna.


"Kemudian, melibatkan Posyandu dan Posbindu agar mereka bisa menjelaskan bagaimana bahaya HIV/Aids dan sejenis nya dan kampanyekan anti pergaulan bebas," tandasnya.


Sementara itu, Pegiat HIV/Aids di Kota Depok, Erdyansyah menilai, penanggulangan HIV/Aids di Kota Depok memerlukan Peraturan Daerah (Perda) sebagai payung hukumnya. "Kalau Perwal sifatnya hanya sementara, kalau walikota ganti Perwalnya ikutan hangus," bebernya.


Meski begitu, ungkap Erdy, kemajuan penanggulangan HIV/Aids di Kota Depok dapat terlihat dari bertambahnya unit pelayanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP). Berdasarkan catatannya, sudah ada 4 Rumah Sakit (RS) dan 4 Puskesmas yang telah melayani kebutuhan pengidap HIV/Aids.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X