RADARDEPOK.COM, DEPOK - Warga Depok harap bersabar. Sebentar lagi, penataan trotoar di Jalan Margonda Raya dan Jalan Kartini Raya segera rampung. Setelah rampung, masyarakat Kota Depok termaksud kaum milenial dapat memanfaatkan fasilitas publik itu untuk melakukan sejumlah kegiatan positif.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki (Kopeka), Alfred Sitorus mengatakan, usai revitalisasi trotoar dilakukan, masyarakat Kota Depok dapat memanfaatkannya melakukan sejumlah kegiatan positif.
Misalnya, kata dia, kaum milenial dapat memanfaatkannya untuk menggelar Margonda Fashion Week seperti kegiatan Citayam Fashion Week di kawasan SCBD, Jakarta yang sempat viral beberapa waktu lalu.
"Bisa saja trotoar itu nanti digunakan untuk menggelar kegiatan seperti Citayam Fashion Week di Sudirman yang sempat viral atau dapat diganti namanya menjadi Margonda Fashion Week," ungkapnya kepada Radar Depok, Selasa (15/11).
Menurut Alfred, trotoar dapat digunakan sebagai ruang berekspresi untuk siapapun. Tentunya dengan tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan seperti penggunan kendaraan bermotor pada area trotoar.
"Tidak hanya trotoar saja, ada beberapa fasilitas publik yang juga dapat dimanfaatkan contohnya, jembatan dan zebra cross. Namun, penggunaannya tetap harus mengacu pada peraturan yang ada," ujarnya.
Dia mengapresiasi, Pemkot Depok melalui, Dinas PUPR yang telah memperhatikan fasilitas publik. Hal itu sama saja dalam memberikan ruang berekspresi bagi masyarakat.
"Setelah revitalisasi trotoar itu untuk pejalan kaki dan nantinya yang menggunakan adalah pejalan kaki. Nah, masyarakat dapat menggunakannya untuk menjadikan ruang ekspresi," jelas Alfred.
Namun, saran Alfred, dinas PUPR dan dinas terkait mengadakan dialog dengan kaum milenial terkait Margonda Fashion Week. Sehingga, kegiatan itu memiliki arah yang jelas dan berdasarkan pada aturan yang ada.
"Saya berharap Pemkot Depok melalui Dinas PUPR atau dinas terkait membuka dialog dengan kawula muda. Dengan begitu, mereka dapat memanfaatkan fasilitas publik ini lewat kegiatan yang terarah dan disitu juga mengatur ketentuan-ketentuan yang tidak boleh dilanggar," pintanya.
Dengan begitu, dia mengajak seluruh elemen masyarakat Kota Depok untuk berpartisipasi dalam menjaga serta merawat fasilitas publik yang telah disediakan Pemkot Depok. Contohnya, tidak memarkirkan kendaraannya secara sembarangan diatas trotoar yang sejatinya diperuntukan bagi pejalan kaki.
"Kalau tidak dijaga, akhirnya setiap fasilitas publik yang dibangun oleh pemerintah akan sia-sia kalau kita melakukan okupansi. Tetapi, saya yakin warga Depok memiliki religius yang tinggi, sehingga dapat menjaga fasilitas publik yang disediakan Pemkot Depok," beber Alfred.
Alfred menegaskan, setiap pembangunan pasti disertai berbagai hambatan misalnya, kemacetan yang membuat waktu pengendara terbuang dijalan. Jadi, dia meminta warga Depok untuk bersabar demi hadirnya fasilitas publik yang selama ini dinanti-nanti.
"Kalau macet itu wajar. Namanya pembangunan di belahan dunia manapun pasti ada dampaknya. Jadi, kita bisa memilih untuk menghindari jalan tersebut agar terhindar dari kemacetan," terangnya.