Lebih dalam, Donny memastikan, aksi yang dilakukan pihaknya tidak menganggu kenyamanan konsumen pada rumah makan tersebut. Hanya saja, mereka tidak memperbolehkan pengunjung untuk parkir pada area tersebut.
"Jadi hasilnya melalui via telpon, saya bicara sama Pak Ruski orang Gacon nya yang mungkin dibilang legalnya mereka, kemungkinan hari Senin mereka kan datang kesini," sebutnya.
Store Manager Mie Gacoan cabang Depok, Joshua mengaku, dirinya tidak terlalu memahami adanya persoalan tersebut. Namun setahunya, aksi itu masih berkaitan dengan persoalan parkir pada rumah makan tersebut.
"Warga cuma nuntut masalah lahan parkiran Mie Gacoan, sebenenrya Mie Gacoan dari dulu sudah memberikan parkiran ini kepada warga tapi warga ini dalam pengelolaannya karena kita pakai sistem per bill ya, itu kita hargain Rp1.500 buat warga, Rp500 nya buat kita untuk kita gunakan untuk akomodasi biaya lain misalnya untuk pajak parkir," jelasnya.
Setelah dikelola warga, ungkap Joshua, warga dianggap tidak mampu memunuhi ketentuan yang diminta pihak Mie Gacoan cabang Depok. "Setelah itu berjalan, mereka gak sanggup untuk mengelola parkiran. Saya hanya tau dari manager sebelum saya," tuturnya.
Saat ini, beber dia, warga lingkungan itu meminta untuk dapat mengelola kembali parkiran yang telah dialihkausakan pada pihak ketiga tersebut.
"Ternyata, mereka sekarang meminta lagi lahan parkir itu padahal dalam surat perjanjiannya itu sduah dialihkuasakan ke pihak selanjutnya tapi mereka ingin meminta lagi masalah parkiran ini dikelola lagi ke mereka," terang Joshua. (rd/ger)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Junior Williandro
