RADARDEPOK.COM, DEPOK - Pembangunan Metro Stater di lahan eks Terminal Terpadu Kota Depok mandek. DPRD Kota Depok dibuat jengkel. Makanya, wakil rakyat yang berkantor di Grand Depok City (GDC) itu meminta Pemkot Depok agar serius dalam melakukan pembangunan tersebut.
Anggota Komisi B DPRD Kota Depok, Hafid Nasir mengatakan, lahan eks terminal terpadu Kota Depok itu akan dibangun Metro Stater yakni perpaduan antara apartemen, pusat perbelanjaan, stasiun dan terminal dalam satu kawasan.
"Pembangunan Metro Stater, Stater berarti stasiun dan terminal. Memang sebenarnya adalah kebijakan yang sudah lama dikondisikan oleh pemerintah daerah dan pengembang. Namun sampai sekarang belum terealisasi," terangnya.
Menurut dia, Pemkot Depok harus dan pengembang harus serius dalam pembangunan tersebut. Sehingga, manfaatnya dapat benar-benar dirasakan masyarakat Kota Depok.
"Saya pikir memang Pemkot Depok harus bisa menyikapi secara komplit kepada pengembang, lebih serius berkaitan dengan kesiapan pengembang untuk membangun Metro Starter yang rencana mau dibangun apartement dulu memang pernah disosialisasikan," jelas Nasir.
Sejauh ini, kata Nasir, progres pembangunan Metro Stater itu belum terlihat. Meskipun, pembangunannya sudah sejak lama dicanangkan. Padahal, jajaran Komisi B DPRD Kota Depok sudah pernah berkunjung ke lokasi tersebut.
"Komisi B juga pernah berkunjung ke kantor Metro Stater dan sampai sekarang tidak ada pergerakan pembangunan. Sehingga, kami sebagai masyarakat mendorong pemerintah untuk bisa bersikap lebih serius dengan pembangunan Metro Starter yang ada di Jalan Margonda," tuturnya.
Setahu dia, pembebasan lahan untuk pembangunan Metro Stater sudah berlangsung sejak lama. Seingat dia, pembebasan itu sudah berlangsung sejak awal dia menduduki bangku wakil rakyat di kota kembang sekitar Tahun 2014.
"Permasalahannya, karena ini memang program yang sudah cukup lama berlangsung dari pembebasan, jadi sejak saya sebagai anggota dewan itu sudah mulai proses pembebasan lahan di tahun 2014," beber Nasir.