Pembahasan terkait gedung gardu traksi tertua di Kota Depok masih menyimpan cerita. Sebelumnya, awak Radar Depok menuangkannya berdasarkan informasi yang didapat dari tokoh masyarakat sekitar, seperti cerita sebelum-sebelumnya.
Laporan : Aldy Rama
RADARDEPOK.COM, Masih penasaran, awak Radar Depok kembali sambangi gedung gardu traksi PT KAI. Sedikit melongok ke dalam gedung, melalui pintu samping, tempat biasa karyawan setempat beristirahat di gedung tertua di Kota Depok tersebut, yang terletak di Samping Masjid Jami Al Huda, Jalan Lapangan Koni II, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas.
Tegur sapa yang hangat dilontarkan karyawan setempat, seraya menanyakan keperluan awak Radar Depok yang hadir sebagai tamu di sana. Penjelasan secara detail diberitahu, bahwasannya awak Radar Depok masih ingin membahas sejarah gedung traksi PT KAI tertua di Kota Depok.
Dia (Karyawan gedung) dengan senang hati mempersilahkan, mengajak awak Radar Depok berkeliling di gedung yang dimanfaatkan karyawan sekitar, meskipun gedung tersebut sudah tidak beroperasi sejak lama.
Nampak puluhan kubikel 20 kV Alternating Current (AC) masih berjejer dengan rapi, di dalam beberapa ruangan yang sudah tak terpakai. Namun kubikel tersebut begitu terawat dari sisi luar, menandakan karyawan yang memanfaatkan lokasi tersebut merawanya dengan baik sebagai salah satu aset berharga, di gedung traksi PT KAI tertua di Kota Depok.
Semakin mendalami gedung traksi PT KAI tersebut, awak Radar Depok menemukan beberapa Unit Transformer dan Rectifier, yang juga sudah tidak berfungsi. Terletak di belakang gedung traksi PT KAI.
Sedikit informasi, tansformer berfungsi untuk menurunkan voltase AC, menjadi voltase operasi yang dibutuhkan. Sedangkan rectifier berfungsi mengubah arus AC menjadi arus DC yang akan digunakan untuk proteksi katodik. Ada beberapa rectifier yang tidak mempunyai transformer tapi memanfaatkan solid state circuit untuk mengurangi power yang masuk, jenis ini dinamakan switch mode rectifier.
Dengan baik hati, karyawan yang menemani awak Radar Depok lalu lalang di gedung traksi tersebut mempersiahkan untuk melihat apa yang ada di dalam unit tersebut, yang ditemukan sudah terbengkalai, juga tidak berfungsi.
Hari semakin gelap, setelah diajak berkeliling mengitari gedung traksi PT KAI tertua di Kota Depok tersebut, kini kunjungan awak Radar Depok berlanjut ke tokoh masyarakat sekitar, yang ditemui sebelumnya, David Pujiyono. Untuk menggali informasi, dari sejarah gedung traksi tertua di Kota Depok tersebut.
Kala itu, Puji sedang bersantai di Warung Kopi (Wakop) dekat rumahnya, dengan senyum hangat yang dilontarkan, ia memesan secangkir kopi lagi, sebagai teman berbincang, disambung dengan cerita perihal gedung traksi PT KAI yang biasa disebut warga sekitar gedung central.
“Saat ini, upah untuk pekerja di gedung traksi PT KAI jauh lebih baik dibanding zaman Belanda, yang saat itu dioperasikan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Karyawan yang bekerja saat itu, ditotalkan kurang lebih mencapai 50 orang, apalagi zaman itu sedang krisisnya perekonomian,” ucap Puji.
Dengan upah yang minim, tentu kesejahteraan karyawan dipertanyakan, mereka tidak bisa mengandalkan pekerjaan tersebut, banyak juga karyawan lain yang kerja serabutan, menambah pundi rupiah, untuk menghidupi masing-masing keluarga.
“Nilai upah kemudian meningkat lebih baik, saat operasional gedung traksi dipegang kenadli PT KAI sekitar tahun 2000 lalu. Meskipun gedung traksi saat ini sudah tidak beroprerasional, namun tetap dimanfaatkan sebagai ruang lingkup karyawan gedung traksi Depok PT KAI, dengan jumlah 11 personel yang menjaga gedung,” demikian Puji. (*)