"Karena kita belum mempunyai ruang fermentasi yang khusus, jadi kita menyesuaikan, kalau lagi panas penggunaan raginya sedikit, begitupun sebaliknya, dan tempe itu tidak boleh terkena garam, nanti bakal rusak hasilnya," tutur dia.
Dengan adanya tempe santri ini, sekaligus pesantren pertama di Depok yang memproduksi tempe dan memperkerjakan santrinya. Samsul berharap nama tempe santri bisa lebih terkenal lagi, dan mempunyai cabang.
"Saya berharap, santri disini nanti saatnya lulus sudah siap berwirausaha, dan tidak bekerja sama orang, jadi santri harus bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain," tutup dia. (*)
Editor : Junior Williandro