Berdasarkan pengalamannya, Zahra menyebutkan bahwa pelatihan digitalisasi perlu dilakukan kepada seluruh karyawan, tidak hanya pemilik usaha, karena sering kali materi tidak tersampaikan dengan efektif sampai level pelaksana sehingga menghambat proses transfer ilmu yang dilakukan oleh pemerintah.
Sebagai insight tambahan, Kepala Divisi Digital Economy ILUNI FEB UI, Imanul Hakim Camil memberikan alternatif lain untuk pengembangan UKM. Ia menyarankan, akan jauh lebih efektif menggunakan skema super offtaker sehingga bentuk usaha yang dimitrakan dengan merek dan kualitas sudah terjamin agar omset lebih terjaga.
“Karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa pelaku UKM selalu fokus ke omset penjualan sehingga sulit bagi mereka untuk mengikuti program pelatihan maupun pendampingan yang mengorbankan banyak waktu dan tenaga mereka yang bisa dialokasikan untuk berjualan. Tujuan dari skema ini adalah agar terciptanya sebuah ekosistem dengan omset UKM yang sehat,” kata Imanul.
Forum yang diikuti oleh konsultan LM FEB UI dengan dosen dan peneliti dari FEB UI ini turut dihadiri Kepala LM FEB UI, Dr. Willem Makaliwe; Wakil Kepala Bidang Administrasi, Keuangan, dan SDM LM FEB UI, Dr. R. Nugroho Purwantoro; Kepala Divisi Pelatihan LM FEB UI, Mone Stepanus, Ph.D.; dan salah satu dosen FEB UI, Rah Yuliantoro.
Forum ini diharapkan dapat menghasilkan suatu pemikiran berisikan pandangan dan solusi yang dapat menambah wawasan seluruh elemen yang terlibat dalam ekosistem usaha kecil menengah di Indonesia, terutama regulator dan pemilik usaha.(RD)
Artikel Terkait
Mekarsari Depok Bidik 2.450 Balita Dicekoki Vitamin A
KAI Jakarta Sediakan Tarif Khusus Tujuan Bekasi, Hanya Berlaku di Stasiun Ini
Ferdy Sambo Dkk Banding Atas Vonis Berat Hakim, Richard Eliezer Terima Putusan
Eks Ketum Hanura Wiranto Pindah ke PAN, Ini Penjelasan Inas
Danrem 172 PWY Brigjen TNI JO Sembiring Pimpin Operasi Pembebasan Pilot Susi Air