pendidikan

Ekstrakulikuler Cooking and Baking SMP Citra Negara : Bangkitkan Kemampuan Masak dan Kewirausahaan Siswa

Rabu, 9 November 2022 | 23:13 WIB
EKSTRAKULIKULER : Kegiatan Cooking and Baking Club di SMP Citra Negara di Jalan Tanah Baru Nomor 99, Beji, Kecamatan Beji, Rabu (9/11).Audie Salsabila / Radar Depok

RADARDEPOK.COMMemasak tidak hanya untuk perempuan, memasak adalah kemampuan dasar seorang manusia untuk bertahan hidup. Walaupun zaman akan terus maju, tetapi yang namanya ilmu dan kemampuan, pasti akan berguna untuk diri sendiri dan masa depan.

Pukul 13.00 WIB, bukannya matahari membakar bumi melainkan langit mendung sehabis menangis deras. Air hujan membasahi tanah Kota Belimbing sekaligus SMP Citra Negara ini. Bersamaan dengan selesainya istirahat untuk makan siang dan ibadah salat Zuhur. Di ruang guru, terlihat ada guru yang sedang becengkrama maupun menikmati santap siang mereka.

Wakil Hubungan Masyarakat (Humas) sekaligus guru Seni Budaya, Irma Anggraeni dengan lahapnya menikmati bekal yang dia bawa dari rumah. Dia memang suka sekali memasak sehingga lebih sering membawa bekal dari rumah. Di sela-sela makan saing, dia sembari membicarakan tentang ekstrakulikuler memasak di sekolah atau yang disebut Cooking and Baking Club.

Irma mengatakan, awal mula membuat ini karena sudah tidak ada mata pelajaran tata boga. Sebelumnya kira-kira di tahun 2017, ada pelajaran tata boga sebagai muatan lokal. Pelajaran tersebut sebagai tambahan materi kurikulum sekolah agar memperkuat pelajaran kewirausahaan. Tetapi, di tahun 2019 awal sampai saat ini, mata pelajaran itu sudah dihapus.

“Sebenarnya sudah ada di tahun 2017, nah sempet ada mata pelajaran tata boga, sebelum pandemi 2019, itu sudah ada tataboga. Cuman, begitu pandemi, itu online. Nah di tahun 2021 itu ditiadakan. Nah sekarang baru diadakan hanya untuk ekskul saja. Kenapa ada mata pelajarannya, karena itu muatan lokal. Jadi untuk tambahan materi kurikulum. Kalo kewirausahaan beda lagi,” terangnya seusai makan siang, Rabu (9/11).

Di samping itu, dia juga menjelaskan alasan lainnya bahwa anak-anak zaman sekarang jarang yang ingin ke dapur untuk merepotkan diri mengolah bahan makanan. Dia melihat di sekelilingnya, anak-anak seusia Anak Baru Gede (ABG) ini hanya berkutat pada ponsel saja. Irma bertekad untuk mengembalikan kebudayaan yang tidak pernah mati tersebut karena pengolahan makanan tidak pernah habis.

“Latar belakangnya si karena kalo jaman sekarang, anak-anak jarang ada yang ke dapur kan, karena selalu berkutat dengan ponsel. Maka kita harus mengembalikan kebudayaan yang sebetulnya tidak pernah mati. Pengolahan makanan itu ga pernah abis. Apapun diolah, sekarang buktinya banyak. Dagangan macem-macem kan, rasa makanannya sama tapi namanya aja yang beda-beda. Biar gimana nih biar hits. Kaya Sambel penyet, sambel setan, sambel apalah,” ucapnya dengan antusias.

Ekstrakulikuler yang baru hangat dari Agustus ini, sudah bermacam-macam membuat sesuatu, seperti Bitterballen, Minuman Kekinian, Kue Onde Ketawa, dan lain-lain. Irma mengajarkan materi setiap hari Sabtu. Dia mengajarkan siswa dengan cara dituntun perlahan terlebih dahulu, seperti mengajari bagaimana mengiris bawang, menumis, dan segala macam secara telaten.

Orang awam pasti berpikir bahwa ekskul seperti ini akan selalu membutuhkan biaya yang besar setiap minggunya. Hal tersebut sudah diantisipasi oleh Irma. Dia meminta per siswa untuk menyiapkan modal Rp 10 ribu. Kemudian membuat makanan yang sederhana seperti Martabak Mini atau Baso Goreng (Basreng). Lalu dijual di kantin khusus sekolah ini, yaitu Citra Negara Mart (CN Mart). Hasil penjualan mereka tersebut selama seminggu atau dua minggu, dijadikan modal lagi untuk menu yang baru. Hal tersebut tentu saja melatih anak berkewirausahaan.

Dengan dibukanya ekskul baru ini, Irma berharap bahwa apa yang dia selalu berikan, menjadi ilmu yang bermanfaat bagi siswa. Karena belajar tidak hanya dari akademik tetapi juga melalui non-akademik, yaitu kemampuan dari dalam luar diri sendiri. Kemampuan memasak merupakan hal mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup tanpa mengenal jenis kelamin.

“Saya sih maunya ini menjadi pengalaman dan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus bermanfaat. Kemampuan masak tuh berguna banget buat masa depan. Yah, walaupun nanti ga bakal jadi koki ataupun pengusaha makanan, setidaknya nanti berguna di masa depannya karena kita ga melulu ngerepotin orang lain atau beli makanan terus untuk urusan perut,” imbuhnya. (*/rd)

Jurnalis : Audie Salsabila Hariyadi 

Editor : Indra Siregar

Tags

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB