RADARDEPOK.COM - Persaingan yang ketat di industri 4.0, Yayasan Baitul Maal (YBM) PT PLN Persero membuat universitas pesantren berbasiskan Teknologi Informasi (IT). Menggabungkan pula pendidikan agama dengan menanamkan hafalan Quran agar tidak lupa dengan Tuhan Yang Maha Esa di gencaran zaman ini.
Laporan : Audie Salsabila Hariyadi
Suasana adem ayem di tengah si matahari menyinari dunia dengan terangnya yang menyengat. Halaman cukup luas yang di depannya terdapat bangunan seperti rumah sederhana. Rumah bercat biru tersebut adalah sebuah tempat penerimaan tamu (lobby) dan ruangan staf. Terdapat seorang pria sekitar umur 30-an, memakai baju biru, topi serta celana panjang berwarna hitam. Dia menyambut tamu dengan ramahnya.
Bagian Marketing Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi (PeTIK) Depok, Ilham Hadi. Dengan suara halus khas sunda, menjelaskan tentang latar belakang dari Pesantren PeTIK. Dia menjelaskan bahwa lembaga pendidikan ini dibangun dibawah naungan Yayasan Baitul Maal PT PLN Persero (YBM PLN). Mahasantri yang bisa mendapatkan dana 100% gratis ini hanya untuk kaum dhuafa.
“Pesantren PeTIK, lembaga pendidikan dibawah naungan Yayasan Baitul Maal PT PLN Persero (YBM PLN). Jadi, YBM PLN itu mengelola dana zakat dari para karyawan PLN. Dari dana zakat itu, mereka kelola. Jadi semua program, fasilitas yang ada di Pesantren PeTIK itu semuanya dana zakat PLN,” terangnya terangnya dengan ramah tamah, Selasa (1/11).
Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pesantren PeTIK) Depok ini berada di Jalan Kampung Rangkapan Jaya Nomor 34, Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas. YBM PLN membuat program beasiswa ini untuk menjawab berbagai fenomena sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang kurang mampu, kesulitan mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu saja alasannya. Alasan YBM PLN menggabungkan ilmu teknologi dan pendidikan islamiyah karena selain Mahasantri bisa kuat dalam dunia teknologi yang membantu manusia dalam hal membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan menyebarkan informasi, mereka juga kuat dalam rohani dengan hafalan Quran, Kultum, dan karakter islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Lembaga Pendidikan Pesantren PeTIK yang memiliki 50 Mahasantri ini mempunyai dua jurusan, yaitu Program Studi Pengelolaan Sistem dan Jaringan (PSJ) dan Program studi Pengembangan Perangkat Lunak (PPL). Jurusan PSJ dikatakan seperti membangun jaringan internet, sedangkan PPL seperti programmer yang menulis dan merancang kode program-program (syntax) komputer menggunakan bahasa-bahasa pemrograman komputer.
Dengan dua jurusan dan jumlah Mahasantrinya itu, pembagiannya dipukul rata. Jadi, masing-masing memiliki jumlah 25 Mahasantri di tiap jurusan. Walaupun dalam pendaftaran bisa memilih jurusan yang diinginkan, tetap saja akan disaring agar bisa memenuhi kuota yang ada agar tiap jurusan tidak tumpang tindih satu sama lain.
Pembicaraan dilanjutkan saat sedang berkeliling pesantren tersebut. Melewati lapangan, kelas komputer, tapi dalam sebutan di sana, ada Kelas Mekkah di kiri dan Kelas Madinah di sebelah kanan. Saat berada di depan kelas tersebut, Ilham menjelaskan sekelumit kegiatan dari pesantren tersebut. Dengan padatnya kegiatan, tentu saja Mahasantri tidak akan bosan menjalani hari-harinya.
“Mulai masuk jam 8, setelah sarapan dan Salat Duha. Belajar sampai jam 12 lalu salat zuhur dan makan siang. Masuk lagi jam 1 sampai jam 3, nanti jeda Salat Asar, istirahat sebentar. Nah kan ada jam kosong tuh jam 4 sampe Magrib, mereka Ngoprek. Itu seperti mengotak-atik komputer, review pelajaran, baca Quran, main bola, dan sebagainya. Pas Magrib, break solat, terus makan.
Di Isya itu ada kepesantrenannya dari setelah Isya, mereka bisa Ngoprek lagi sampai jam 10,” tuturnya sembari memperlihatkan jari-jari tangan untuk menunjukkan jadwal.
Perjalanan menyusuri pesantren diakhiri dengan akhir dari Mahasantri dalam meluluskan dirinya dari pesantren ini. Perbincangan ini seraya melihat Mahasantri menikmati santap siangnya di kantin mereka. Cara makan mereka yang prasmanan membuat lebih rapi dan teratur. Ilham mengungkapkan, dua bulan sebelum lulus, ada program yang dinamakan Program Kerjasama Industry Camp, yaitu pengerjaan proyek kebutuhan perusahaan berbasis aplikasi atau internet.
“Di Pesantren PeTIK, dua bulan sebelum lulus itu mereka ada Program Kerjasama Industry Camp. Jadi, mereka ditugaskan untuk mengerjakan project kebutuhan riil dari perusahaan, misal aplikasi atau website. Kalo untuk jaringannya, internet atau cctv. Setelah lulus, ada kerja sama Learning Of Industry (magang). Kita cari perusahaan-perusahaan yang memang bersedia untuk membuka program magang dari kami. Harus lulus dari segi akademik, karakter, dari hafalan minimal dua juz,” tutupnya sekaligus berjalan balik ke rumah utama. (*)
Jurnalis : Audie Salsabila Hariyadi
Editor : Indra Siregar