RADARDEPOK.COM – Jelang Pilkada Depok banyak orang yang mengaku-ngaku tokoh pemimpin alias dedengkot. Terutama di tubuh Partai Golkar Kota Depok.
Tak sedikit yang mengaku dedengkot saat berada di barisan pendukung Supian Suri di Koalisi Sama Sama (SS).
Menimpali hal itu, Bendahara DPD Partai Golkar Kota Depok, Tajudin Tabri mempertanyakan apa definisi dedengkot Partai Golkar.
Baca Juga: Rusdi Bona: Supian Suri Dinilai Bisa Memajukan Yayasan Yatim, Cocok jadi Walikota Depok
"Berkenaan pernyataan dedengkot Golkar. Definisinya apa itu dedengkot Golkar. Tidak jelas. Dedengkot itu tidak ada, di struktur partai istilah dedengkot itu pun tidak ada. Mana ada. Kalau mereka merasa Golkar, mereka dahulu yang di Gerindra, Nasdem, Hanura, ketum dan beberapa pengurusnya, sebelumnya di Golkar," ujar Tajudin Tabri kepada Radar Depok, Selasa (14/5).
Menurut Tajudin Tabri, mereka yang mengaku dedengkot Golkar semua sudah beda sekarang. Tidak bisa lagi dikatakan Golkar, dan tidak bisa mengatasnamakan Golkar.
"Sekarang bedalah (Tidak Golkar lagi). Kemudian mereka ada peran tidak dalam pemenangan Golkar kemarin yang sampai naik 7 kursi dari 5 kursi," tegas Tajudin Tabri.
Baca Juga: Beratkan Masyarakat, PKB Minta Study Tour di Depok Harus Dihapus
Menurut Tajudin Tabri, di struktur partai tidak ada jabatan dedengot, apalagi di Badan Kemenangan. Semua orang itu dimata politisi senior hanya sekadar mengaku--ngaku.
"Saya yang menjadi Ketua Badan Kemenangan Partai Golkar Kota Depok, tidak ada itu mereka. Jangan cuman sekadar cari sampingan terus ngaku-ngaku. Ya berpikir cerdas," kata Tajudin Tabri.
Tajudin Tabri menjelaskan, isu tersebut sering terjadi menjelang Pilkada, yang dimainkan lawan politik untuk meraih simpati. "Inikan mainan lama yang sudah basi jelang Pilkada Depok," ungkap pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Depok ini.
Baca Juga: Pilkada Depok: Bahruddin Mulai Kasak-kusuk ke PKB
Sebelumnya, mantan Anggota Fraksi Golkar DPRD Kota Depok periode 2009-2014 Edmon Johan mengaku sebagai dedengkot Golkar memilih berada di barisan pendukung Supian Suri.
Selain Edmon ada kemudian, Usman Balau dari Cilodong. Haji Fredi dari Tugu, Rizal Antoni dari Bedahan, Agustiar Ambon dari Mampang, Ade Rahman dan Salim dari Tapos, Mat Sani dari Cimanggis.***
Jurnalis : Agnesya Wianda