RADARDEPOK.COM-Persoalan sampah yang tak kunjung usai, menjadi perhatian tersendiri bagi Calon Walikota Depok, Supian Suri. Dia rutin mempelajari penanganan sampah, agar nantinya dapat diterapkan sebagai kebijakan apabila terpilih dalam Pilkada Depok 2024.
Salah satunya, Supian Suri menyempatkan waktu di tengah kesibukannya menghadapi Pilkada Depok 2024, untuk mempelajari penanganan sampah ke TPS Terpadu di wilayah Kedungrandu, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Supian Suri mengungkapkan, dia akan menyelesaikan persoalan sampah di Kota Depok seperti yang dilakukan Kabupaten Banyumas, apabila terpilih menjadi Walikota dalam Pilkada Depok 2024.
Menurut Supian Suri, skema penanganan sampah di Kota Depok dapat dilakukan seperti Kabupaten Banyumas.
“Saya sengaja datang ke Banyumas untuk belajar mengenai penanggulangan sampah, kami ingin tahu kebijakan apa yang diambil oleh Kabupaten Banyumas," ungkap Supian Suri kepada Radar Depok, Rabu (21/8).
Pasalnya, kata Supian Suri, Kabupaten Banyumas dulunya wilayah yang masuk kategori darurat sampah. Namun, inovasi Pemkab Banyumas mampu menyelesaikan persoalan tersebut.
Sehingga, sebut Supian Suri, saat ini Kabupaten Banyumas masuk sebagai daerah yang pengelolaan sampahnya terbaik di Indonesia. Terpenting, ada kemauan dari Pemkot Depok.
"Wilayah yang dulunya darurat sampah, justru saat ini menjadi daerah sebagai pengelolaan sampah terbaik di Indonesia. Nah, artinya Kota Depok juga bisa melakukannya, asal ada kemauan,” beber Supian Suri.
Baca Juga: Geruss Konsolidasi Pemenangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah : Bahas Solusi Permasalahan Depok
Selain itu, ungkap Supian Suri, pengelolaan sampah yang mencuri perhatiannya yakni penyulapan sampah menjadi paving blok untuk jenis sampah bernilai rendah.
"Sampah yang bernilai rendah dijadikan RDF dan residunya dimasukan ke dalam insenelator yang abunya dibuat sebagai bahan campuran paving blok,” jelas Supian Suri.
Bahkan, kata Supian Suri, terdapat berbagai jenis pengelolaan sampah yang ada di TPS Terpadu Kedungrandu.
“Di sana kami melihat langsung bagaimana sampah diolah menjadi bubur organic dijadikan pakan magot, sampah non organic dijual sebagai bahan baku daur ulang," ujar Supian Suri.
Baca Juga: Supian Suri dan Chandra Rahmansyah Siap Naikan Insentif RT RW Hingga Rp2,5 Juta