RADARDEPOK.COM - Calon Walikota dan Wakil Walikota Depok Nomor Urut 1, Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq menunjukkan kesiapan dan komitmen, dalam memberi solusi terbaik bagi Kota Depok. Kali ini dengan fokus pada pengelolaan sampah.
Imam Budi Hartono menuturkan, tantangan pengelolaan sampah yang semakin mendesak. Ia yang pernah menjadi Ketua Pansus Pengelolaan Sampah, sudah merancang pembangunan pabrik sampah di TPA Cipayung dengan kapasitas 300 ton per hari.
"Pabrik ini akan mengubah sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel), yang kemudian akan dibeli oleh pabrik semen di Cibinong. Selain itu, Imam-Ririn juga berkomitmen untuk mempercepat pengoperasian Lulut Nambo di Jawa Barat agar sampah Kota Depok dapat dikelola lebih efektif dalam konteks aglomerasi regional," ujar Imam Budi Hartono saat menjalani debat Pilkada Depok ketiga, Kamis (21/11) malam.
Imam Budi Hartono menjelaskan, pengelolaan sampah tidak bisa hanya mengandalkan teori, tetapi perlu aksi nyata. Sebab itu, ia akan terus mendorong provinsi untuk segera mewujudkan fasilitas pembuangan dan pengolahan sampah yang lebih baik dan lebih besar kapasitasnya. Dengan strategi tersebut, Kota Depok bisa mengurangi beban sampah, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari sampah.
"Solusi yang kami tawarkan sudah memiliki landasan yang jelas dan dapat dijalankan segera. Kami menghindari ketergantungan pada solusi yang masih berpotensi berdampak negatif pada lingkungan," terang Imam Budi Hartono.
Lebih lanjut, beber Imam Budi Hartono, meskipun aglomerasi bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat koordinasi antar daerah. Tapi, lengelolaan sampah harus tetap menjadi prioritas utama yang harus dijalankan dengan prinsip keberlanjutan.
"Program pengelolaan sampah yang kami tawarkan akan langsung berdampak pada kualitas hidup warga Depok, mulai dari pengolahan di hulu dengan sistem 3R, hingga pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan," ungkap Imam Budi Hartono.
"Insya Allah kami siap menjalankan visi untuk menciptakan Kota Depok yang lebih bersih, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan, menjawab kebutuhan masyarakat dengan lebih baik," tandas Imam Budi Hartono. ***